Kemeriahan Tahun Baru Islam di Ambon
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Tahun Baru Islam begitu dinantikan umat Muslim. Di Kota Ambon, datangnya 1 Muharam 1441 Hijriah disambut meriah oleh umat Muslim dengan menggelar festival budaya Islam Maluku.
Lomba hadrat menyemarakan Tahun Baru Islam di kota Manise ini. Tahun ini lomba hadrat berlangsung lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sejak Minggu (1/9) siang, ribuan warga kota Ambon memadati ruas jalan yang dilalui peserta tarian hadrat. Lomba diawali di halaman Masjid Raya Al Fatah Ambon melintasi jalan Sultan Babullah, Sam Ratulangi dan AY. Patty dan berakhir di Masjid Al Fatah.
Tampil dengan balutan busana yang menarik, peserta dari berbagai usia, pria dan wanita terlihat begitu kompak memainkan rebana diiringi tiupan suling. Mereka juga mendendangkan salawat nabi, salawat badar dan shalawat badriah sambil melembaikan kain berwarna-warni.
Tidak hanya remaja, anak-anak dan ibu-ibu rumah tangga juga tak mau kalah menabuh rebana sambil bersalawat walaupun di bawah terik terik matahari.
Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy mengapresiasi festival budaya Islam Maluku yang diselenggarakan Ambones Youth Moeslem Community.
Menurutnya, kegiatan ini tidak saja menjadi ajang silaturahim tapi juga untuk menyatukan persatuan orang basudara di Maluku. “Tentunya inisiasi adik-adik organisasi komunitas anak muda Ambones Youth Moeslem Communitty sehingga lahirnya festival budaya muslim Maluku ini perlu diapresiasi,” kata Richard Louhepessy dalam sambutannya membuka festival budaya Islam Maluku 2019 di pelataran Masjid Raya Al Fatah Ambon, kemarin.
Festival yang digelar bertepatan 1 Muharram 1441 Hijriah ini perlu dijadikan kegiatan rutin tiap tahun di Kota Ambon. Tujuannya, tali silaturahim sesama umat beragama terus terjalin erat. “Kegiatan ini akan dimasukan pada kalender pariwisata Kota Ambon sebagai kegiatan rutin tahunan di Kota Ambon,” ujarnya.
Ketua Panitia Festival Budaya Islam Maluku, Nandy Rery mengatakan, tahun ini merupakan tahun ketiga pelaksanaan festival yang dilaksanakan bertepatan dengan 1 Muharram atau Tahun Baru Islam.
Tahun 2017, lomba hadrat hanya diikuti belasan tim. 2018 mengalami peningkatan sebanyak 26 tim hadrat. Dan tahun ini jumlah peserta pun melonjak, diikuti hampir 1.500 orang yang tergabung dalam 32 regu mulai dari sekolah, remaja masjid dan masyarakat dari sejumlah kabupaten dan kota di Maluku. Peserta berasal dari beberapa negeri adat di Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, dan kabupaten Maluku Tengah.
Menurutnya, pergeseran adat dan budaya tampaknya telah merubah wajah anak-anak negeri yang lebih memilih budaya asing untuk dibanggakan. Masuknya budaya barat yang mendapat respon positif dari kalangan remaja tanpa adanya filter dan penyeimbang dari budaya lokal mengakibatkan remaja, pemuda dan sebagian besar masyarakat mengalami kerancuan dalam memahami dan membedakan antara budaya asli milik Indonesia dengan budaya asing.
Kebudayaan yang luhur lahir dari tanah leluhurnya sendiri sebagai hasil cipta karsa manusia dalam berbudaya. Kebudayaan Indonesia yang beragam serta akulturasi Islam yang mendukung kebudayaan menjadikan Festival Budaya Islam Maluku untuk terus melestarikan dan menciptakan generasi muda yang paham dan mengerti tentang pentingnya budaya bagi sebuah negeri, budaya bagi kemajuan sebuah negara dan budaya sebagai identitas sebuah negara.
Olehnya itu, kata Rery, program ini merupakan salah satu program untuk mendukung terciptanya pelajar-pelajar Indonesia khusus Maluku sebagai generasi muda yang dapat terus berkarya, aktif dan inovatif sebagai duta budaya dan dalam diplomasi budaya baik dalam dan luar negeri.
“Melihat kondisi dan fakta itu, pantas kiranya kita memberikan perhatian lebih terhadap permasalahan tersebut dan inilah yang menjadi latarbelakang kami sebagai organisasi Komunitas anak muda Ambones Youth Moeslem Communitty menyelenggarakan Festival Budaya Islam Maluku 2019,” tegas Rery.
Dia mengucapkan terimah kasih kepada masyarakat Maluku karena dalam kurun waktu tiga tahun, penyelenggaraan festival budaya Islam Maluku banyak terjadi peningkatan partisipasi oleh masyarakat dalam mengikuti lomba hadrat.
Rery berharap, kelak generasi muda Maluku dapat tetap menjaga dan melestarikan budaya Islam ini, sehingga ke depannya anak cucu bumi para raja bisa tetap menghargai sejarah dan peninggalan kebudayaan para leluhur. (MG3)
Komentar