Luapan Sungai Waikaka Ancam Putuskan Jalan
AMBON- Luapan sungai Waikaka di desa Tala, kecamatan Amalatu, kabupaten Seram Bagian Barat(SBB) akibat dipicu hujan deras memutuskan ruas jalan raya utama yang menghubungkan tiga kabupaten di pulau Seram.
“Sejak 6 Juni lalu, luapan sungai Waikaka membuat tiang penyangga bagian tengah jembatan tersebut ambruk dan menyebabkan jembatan jadi miring sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan besar,” kata Ketua Komisi C DPRD Maluku, Anos Yermias di Waikaka, kemarin.
Kini, luapan sungai Waikaka bukan saja menjadi ancaman robohnya jembatan tersebut namun juga bisa memutuskan ruas jalan utama sebab aliran air sudeh meringsek di bawah bibir jalan.
“Untuk perbaikan jembatannya tergantung anggaran juga, karena jembatan Waikaka ini harus dibongkar ulang baru bisa dibangun baru sebab tiang tengah penahan jembatan sudah patah tersapu banjir dan terjadi kemiringan di atas jembatan sehingga tidak bisa dilalui kendaraan roda empat,” ujarnya.
Komisi C akan mengundang Balai Wilayah Sungai Maluku melakukan normalisasi agar aliran sungai dibagi ke dua arah berbeda
“Bila tidak dilakukan maka saat terjadi hujan lebat dan banjir yang meluap melewati ruas jalan raya tentunya akan semakin menambah tingkat kerusakan dan akses jalan dari dan ke tiga kabupaten di Pulau Seram ini bisa terputus,” tandas politikus Golkar ini.
Untuk masalah jembatan Waikaka ditangani Dinas PUPR Maluku bukannya Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah XVI Maluku dan Maluku Utara.
Sejak mengalami kerusakan beberapa bulan lalu, Dinas PUPR Maluku telah mengusulkan anggaran sebesar Rp10 miliar ke Pemerintah Pusat untuk membangun jembatan darurat tipe bailey.
“Jawaban pemerintah pusat terkait usalan pembuatan jembatan darurat belum diketahui, namun upaya membagi aliran sungai Wai Kaka harus dilakukan terlebih dahulu sehingga kami akan mengundang Balai Sungai untuk membahasnya,” jelas Anos.
Saat ini kendaraan roda empat maupun mobil truk baik dari arah Piru, Kabupaten SBB maupun dari arah Masohi, Kabupaten Maluku Tengah hanya bisa berhenti di pada dua sisi ujung jembatan Waikaka. Penumpang turun menyeberang jembatan sambil berjalan kaki untuk melanjutkan perjalanan dengan mobil lain di seberang. Kecuali para pengendara sepeda motor bisa secara langsung melintasi jembatan miring tersebut.
Sejumlah warga di sekitar jembatan mengatakan, arus banjir yang datang dari arah hulu berbelok arah menyisir bibir jalan raya dan berputar lagi membentuk huruf ‘S’ menuju jembatan Waikaka.
“Biasanya di bawah ruas jalan raya dekat jembatan ini dijadikan lokasi berkebun tetapi sekarang sudah berubah menjadi aliran air yang deras dan cukup dalam,” kata seorang warga bernama Frangky. (AN/KT)
Komentar