2 Penumpang Tidar Jatuh, Satu Tewas dan Hilang

FOTO: RUZADY ADJIS/KABAR TIMUR

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON – Diduga mengalami depresi, seorang penumpang KM. Tidar tewas setelah loncat dari atap Dek 7 kapal ke laut. Sementara seorang pegawai Navigasi Namlea yang ikut terjatuh ke laut saat berusaha menolong penumpang yang loncat tersebut belum ditemukan.

Insiden ini terjadi saat KM. Tidar tengah berlayar di sekitaran perairan Pulau Tiga-Alang, Senin (15/7). Kapal tujuan Ambon dari pelabuhan Namlea-Baubau.

Informasi yang diperoleh Kabar Timur, penumpang yang terjun ke laut hingga tewas itu bernama La Hamuli (30).

Korban adalah warga Desa Lapolea, Kecamatan Barangka, Kabupaten Nabarat, Provinsi Sulawesi Tenggara yang berlayar bersama rekan-rekannya dari Pelabuhan Baubau tujuan Manokwari, Papua Barat. Pegawai Navigasi Namlea yang ikut terjatuh diketahui bernama Arham.

Dalam tayangan video yang direkam penumpang, terlihat La Hamuli hanya mengenakan celana dalam dan duduk di atas atap Dek 7 bagian belakang KM. Tidar. Terdengar juga suara-suara penumpang lainnya yang berusaha mencegah La Hamuli untuk loncat. Tetapi tidak mengindahkan, korban memilih loncat ke laut.

Dalam tayangan video itu, La Hamuli sempat ragu-ragu saat berada di tepian atap Dek 7. Karena dari bagian bawah atap, ada dua orang penumpang lainnya yang berusahan menahannya untuk tidak melompat, salah satunya Arham.

La Hamuli terlihat mendekat ke petugas Navigasi Namlea, Arham. La Hamuli terlihat terjun bebas ke laut hingga menyeret Arham.

Akibat dari insiden ini, KM. Tidar harus berputar arah untuk melakukan pencarian hampir tiga jam.

La Hamudi ditemukan, sudah tudak bernyawa. Naas, Arham hingga kini belum ditemukan. “Yang satu dapat, tapi yang satunya lagi belum ditemukan. Yang sudah dapat itu meninggal (La Hamuli),” tutur Rahman, salah seorang penumpang KM. Tidar kepada Kabar Timur di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon tadi malam.

Akibat insiden ini, KM. Tidak mengalami keterlambatan tiba di Pelabuhan Ambon. “Seharusnya KM. Tidar sekitar pukul lima sore, tapi karena harus putar untuk lakukan pencarian, kapal baru sandar jam delapan malam,” tandasnya.

Kerabat La Hamuli, Aan Rasidin (33) dan La Uru (41) kepada Kabar Timur mengungkapkan mereka baru tau insiden itu setelah jenazah La Hamuli dievakuasi dari laut menuju Ruang Periksa (Medis) di Dek 7 kapal.

Keduanya juga mengaku tidak tahu menahu apakah korban dalam kondisi mabuk atau tidak saat loncat ke laut. “Kita tidak tau soal itu, karena kita rombongan di Dek 2,” ungkap kedua rekan almarhum saat ditemui di ruang periksa Dek 7 KM. Tidar.

Apakah almarhum mengalami gangguan jiwa? La Uru maupun Aan mengaku almarhum tidak miliki riwayat gangguan jiwa. Dia juga tidak tahu penyebab sehingga korban nekat melompat dari atas kapal.

Korban bersama rombongannya berlayar dengan KM. Tidar dari Pelabuhan Baubaumenuju Pelabuhan Manokwari. Rombongan yang berjumlah 20 orang tersebut akan mencari pekerjaan di Manokwari.

Pelni berencana memulangkan jenazah ke kampung halaman korban. “Rencananya Pelni mau pulangkan jenazah almarhum ke Bau-Bau setelah dipanggil keluarga almarhum,” tandasnya.

Yanes Safsafubun, Perwira Keberangkatan Kapal KSOP Kelas I Ambon mengatakan, korban yang belum ditemukan yakni Pegawai Navigasi Namlea. Arham masih dalam proses pencarian setelah KSOP Ambon berkoordinasi dengan Basarnas Ambon.

“Saya dapat info, Basarnas kerahkan kapal untuk mencari. Saya juga tadi sudah berangkatkan kapal feri di Galala dan saya sampaikan untuk nahkodanya disenter dan dilihat mungkin lihat korban atau tanda-tanda pelampung yang bisa ketemu, tokong dicari seputaran Wakasihu Pulau Tiga,” ujarnya kepada awak media di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Senin malam.

Semua proses sudah ditangani. “Untuk korban yang tadi sudah ditangani oleh penyidik KSOP Ambon dan KP3 , semua prosesnya berjalan sesuai prosedur. Jadi kita tunggu saja hasilnya seperti apa karena prosesnya sudah berjalan,” tuturnya.

Kepala Cabang PT. Pelni Ambon, Rudy Pentury memastikan Pelni akan menanggung biaya dan proses pemulangan jenazah La Hamuli ke kampung halamannya di Baubau.

“Hasil koordinasi kita dengan keluarga korban, karena korban dari Baubau menuju Manokwari, kita sepakati jenazah diturunkan dan kita menanggung mobil ambulance yang membawa jenazah korban ke RST dan akan diformalin, dikafanin dan kita siapkan peti untuk dikembalikan ke Muna, Baubau,” jelasnya.

Untuk proses pemulangan jenazah La Hamudi, kata Pentury, diupayakan dalam waktu dekat menggunakan pesawat. “Jadi kita tetap sesuai aturan main yang ada di perusahan,” katanya.

Upaya pemulangan jenazah akan dibicarakan lebih rinci dengan keluarga. “Dari pihak keluarga ada dua orang yang dampingi jenazah, sementara rekan-rekan lainnya melanjutkan perjalanan ke Manokwari,” pungkasnya. (RUZ)

Komentar

Loading...