Maluku Deklarasi Cinta Damai

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Ribuan masyarakat mendeklarasikan Maluku Cinta Damai. Deklarasi dipusatkan di monumen Gong Perdamaian Dunia, Kota Ambon, Jumat (28/6).
Deklarasi diikuti tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, tokoh adat, tokoh perempuan dan tokoh pemuda di Kota Ambon.
Pembacaan deklarasi dipimpin oleh tokoh agama diikuti peserta yang membanjiri area Gong Perdamaian Dunia. Deklarasi juga dihadiri Gubernur Maluku Murad Ismail dan Kapolda Maluku, Irjen Pol. Royke Lumowa.
Isi Deklarasi Maluku Cinta Damai adalah “Menyikapi pelbagai dinamika sosial politik yang sedang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini serta keharusan kita semua sebagai anak bangsa untuk merawat perdamaian sejati, persatuan dan kesatuan bangsa serta kebhinekaan Indonesia, maka dengan ini kami yang terdiri dari pelbagai elemen masyarakat Maluku antara tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh akademisi, tokoh adat, tokoh pemuda dan tokoh perempuan menyampaikan deklarasi Maluku Cinta Damai.
Berikut, “Kami masyarakat Maluku adalah masyarakat yang cinta damai, untuk itu kami mengajak seluruh komponen bangsa, khususnya masyarakat Maluku untuk menghargai perbedaan suku, agama, golongan dan pandangan politik dengan moto walaupun berbeda suku, agama, golongan, warna kulit, bahasa, tetapi katong samua orang basudara.
Terhadap pelbagai perselisihan yang timbul di dalam masyarakat, hendaklah diselesaikan dengan cara-cara yang damai, arif dan bijaksana melalui dialog, musyawarah untuk mufakat atau melalui jalur penegakkan hukum. “Dan kami menolak dengan tegas penyelesaian masalah dengan cara-cara kekerasan atau anarkis yang dapat mengakibatkan disintegrasi bangsa,” isi butir deklarasi.
“Kami masyarakat Maluku mengajak seluruh komponen bangsa khususnya masyarakat Maluku untuk memperkuat ketahanan sosial dalam rangka mengantisipasi pelbagai bentuk polarisasi, politik identitas dan provokasi yang dewasa ini marak bertebaran di media sosial dalam bentuk hoax dan hate speech”.
“Kami masyarakat Maluku menolak dengan tegas pelbagai bentuk polarisasi masyarakat untuk kepentingan sesaat, serta mengajak seluruh komponen masyarakat untuk terus merawat dan mengembangkan pertalian sejati hidop orang basudara serta mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana falsafah luhur orang Maluku, yaitu potong di kuku rasa di daging, ale rasa beta rasa dan sagu salempeng dibage dua.
Setelah pembacaan deklarasi dilanjutkan penandatangan diatas kanvas putih sebagai bentuk dukungan. Pembubuhan tandatangan diawali dari gubernur diikuti semua kalangan dari berbagai elemen masyarakat.
Gubernur Maluku, Murad Ismail mengatakan, Deklarasi Maluku Cinta Damai ini diinisiasi tokoh umat beragama dan didukung Polda Maluku. Murad sangat mengapresiasi terobosan tokoh umat beragama di Maluku itu.
“Sebagai kepala daerah saya sangat apresiasi terhadap terobosan-terobosan oleh tokoh agama, tokoh pemuda hal-hal semacam ini. Kalau ada lagi yang membuat kegiatan ini, saya atas nama pribadi dan kepala pemerintahan daerah memberikan dukungan, karena ini adalah sesuatu hal yang sangat baik,” ujar mantan Dankor Brimob Polri ini.
Menurutnya, deklarasi damai ini sebagai bentuk menjaga perdamaian pasca berakhirnya sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi.
“Oh iya. Jadi perdamaian ini sampai kapan pun berlanjut. Jangan saat Pilpres kita berbeda, terus berlanjut ke hal-hal (positif), pilihan politik boleh berbeda, tapi kehidupan masyarakat Maluku harus tetap berjalan, harus damai, itu cita-cita dan harapan kita semua. Mimpi-mimpi kita semua karena Maluku berbeda dengan daerah lain, Maluku adalah laboratorium kerukunan umat beragama,” tutur mantan kapolda Maluku ini.
Apalagi, masyarakat selama ini sudah damai dan juga terlihat dari pelaksanaan Pemilu 2019 di Maluku berjalan lancar dan aman. “Tolong dipertahankan kalau perlu ditingkatkan,” tegas Murad. (RUZ)
Komentar