Blokir Jalan Hualoy Dibuka Lalu Ditutup

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Sempat dibuka, jalan lintas lintas seram di Desa Hualoy Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, kembali ditutup warga setempat. Sebab, hingga kemarin, para pelaku pembacokan yang merenggut nyawa Syamsul Lussy, warga Hualoy, belum berhasil ditangkap polisi.

Secara bertahap, sejak Selasa malam (7/5), hingga pagi kemarin, jalan utama lintas seram yang menghubungkan Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Timur dan pelabuhan penyeberangan Seram Bagian Barat menuju Pulau Ambon, mulai dibuka.

“Di infokan secara bertahap mulai dari semalam sampai pagi ini blokir jalan desa Hualoy-Latu sudah dibuka. Kendaraan sudah bisa lewat,” kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol. Muhamad Roem Ohoirat kepada wartawan, Rabu (8/5).

Sejak dibuka, sejumlah ruas jalan desa tersebut yang sempat diblokir warga, kemudian diamankan aparat gabungan TNI dan Polri. Pengamanan dipimpin langsung Kapolres SBB, AKBP Agus Setiyono.

“Ada tiga titik yang dibuka sebagian sehingga kendaraan sudah bisa lewat jalan trans seram,” terangnya.

Sayangnya, pembukaan blokir jalan yang dicor warga menggunakan semen dan batu kembali ditutup warga. Bahkan, ketinggian blokir jalan tersebut ditambahkan.

“Tadi siang benar tiga titik yang dibuka, sebagian kembali ditutup sehingga kendaraan sudah tidak bisa lewat,” sebutnya.

Menurutnya, para pelaku penganiayaan yang menyebabkan korban berusia 38 tahun itu meninggal dunia secara tragis belum ditemukan. Padahal, identitas mereka sudah dikantongi polisi. “Pelakunya belum tertangkap, masih dicari anggota,” kata Ohoirat kepada Kabar Timur.

Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Hualoy (HIPMAH) Sadam Hehanussa mengaku, pembukaan blokir jalan tidak dilakukan polisi, tapi atas inisiatif warga setempat.

“Polisi seng buka jalan. Jalan itu dibuka atas inisiatif warga, karena banyak warga yang tertahan untuk kembali dan banyak warga yang tampak berpuasa dan ingin buka puasa. Makanya jalan dibuka sementara. Sekarang, jalan sudah ditutup lagi,” kata Hehanussa.

Menurutnya, pemblokiran dilakukan warga sebagai bentuk protes terhadap kinerja aparat kepolisian. Sebab hingga kini para pelaku pembantaian pada 5 Mei 2019 yang telah dikantongi identitasnya belum masih bebas berkeliaran.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kabar Timur, aksi palang jalan tersebut berlaku untuk seluruh kendaraan roda empat dan roda enam. Untuk kendaraan roda dua dibolehkan melintas. Sebaliknya untuk kendaraan roda empat dan enam, hanya penumpangnya saja yang diperbolehkan melintas dengan cara transit penumpang.

Aksi blokir jalan akan terus terjadi hingga Kapolda, Pangdam XVI Pattimura dan Gubernur Maluku, turun untuk membukanya sendiri. Mereka sudah tidak lagi percaya terhadap Kapolres dan Bupati SBB. (CR1)

Komentar

Loading...