Bendera RMS Berkibar di Aboru

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Bendera “benang raja” berkibar di Desa Aboru, Maluku Tengah (Malteng). Pengibaran bendara separatis untuk memperingati HUT RMS ke-63. Polisi masih bungkam terkait itu.
Aboru sebuah desa di Pulau Haruku, Malteng, yang dikenal sebagai basis pendukung Republik Maluku Selatan (RMS), kembali menunjuk taringnya. Di HUT, ke-63, RMS, 25 April 2019, kemarin, mereka mengibarkan puluhan bendera “benang raja” dihampir setiap rumah yang ada di seluruh desa itu.
Meriahnya pengibaran bendara separatis diunggah ke medsos facebook, bak rakyat Indonesia memperingati HUT Kemerdekaan RI. Bendera dengan ciri khas tiga warna ini, tidak hanya tertancap di depan rumah-rumah warga, tapi disejumlah pohon-pohon di daerah itu, bendera-bendera itu, tampk berkibar.
Setidaknya ini terlihat, pada postingan akun facebook bernama: “Malukuinsta” membagikan postingannya di akun “Koran Pembebasan Maluku.” Terdapat 22 foto pengibaran bendera disana.
Tidak hanya memposting foto-foto pengibaran bendera RMS. Akun itu juga memasang status: “Aboru, 25 April 2019. Pukul: 08:00 waktu Maluku Selatan. Bendera RMS berkibar di Negeri Aboru memperingati kemerdekaan RMS ke 69. Mena Muria,” tulis akun itu.
Sementara akun “Koran Pembebasan Maluku” sendiri kembali membagikan dua foto bendera RMS yang dipajang di atas makam Simon Saija. Simon Saija yang dikenal kelompok separatis itu sebagai bapak perjuangan RMS.
Status detik-detik pengibaran bendera RMS juga ditulis pada, akun “Koran Pembebasan Maluku” itu juga menaikan status “Aboru, 25 April 2019. Pukul: 08:30 Waktu Maluku Selatan. Bendera RMS dipajangkan di kuburan Alm. Simon Saija menyambut hari ulang tahun RMS yang ke 69. Perjuangan Hidup. MENA MURIA!!!.”
Postingan akun tak dikenal ini mendapat tanggapan sejumlah netizen. Mereka dikecam. Tapi ada yang memberikan dukungan untuk berpisah dari NKRI.
Selain foto, video rekaman pengibaran bendera juga beredar. Video berdurasi 1 menit 58 detik itu menampakan situasi pengibaran bendera di dalam kampung Aboru. Dalam rekaman video yang diambil seorang pria tak dikenal, bendera dikibarkan menggunakan bambu. Warga Aboru yang melintas juga terlihat biasa-biasa saja.
Berdasarkan informasi lainnya yang diterima Kabar Timur, aparat gabungan TNI-Polri diduga telah berhasil mengamankan Yohanis Teterissa. Ia diketahui baru bebas dari tahanan pada Bulan Desember 2018 lalu, sebagai dalang dari pengibaran bendera RMS itu.
Teterissa merupakan satu dari puluhan penari yang membentangkan bendera RMS di hadapan Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI periode 2004-2014. Pengibaran terjadi saat Presiden ke 6 ini berada di Lapangan Merdeka, Kota Ambon dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas), tahun 2007 silam.
Hingga berita ini disusun, kebenaran postingan pengibaran bendera RMS yang terjadi di Desa Aboru kemarin, belum dapat dipastikan. Aparat Kepolisian terkesan tutup mulut.
“Belum tahu. Nanti saya cek dulu,” kata Kasubbag Humas Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease Ipda Julkisno Kaisupy kepada Kabar Timur. Kepala Polsek Pulau Haruku Ipda Aris yang dihubungi melalui telepon selulernya tidak merespon. Pesan singkat yang dilayangkan melalui aplikasi Whatsapp dan SMS, tidak dibalas. (CR1)
Komentar