Setelah Ditutup, Kapolda Tanam Pohon di Gunung Botak

ILUSTRASI Dok/Kabartimurnews

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Kawasan tambang emas Gunung Botak, Kabupaten Buru, ditutup berdasarkan SK Gubernur Maluku. Sebab, kawasan itu sudah tercemar bahan kimia berbahaya. Untuk kembali melestarikannya, Kapolda Maluku Irjen Pol. Royke Lumowa, menanam sejumlah pohon di wilayah itu, Selasa (18/3).

Orang nomor 1 Polri di Maluku ini didampingi Direktur Krimsus Kombes Pol Firman Nainggolan, Kasat Brimob Kombes Pol Muhammad Guntur, Kabid Humas Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat, Kapolres Pulau Buru AKBP Ricky P. Kertapati, dan Dandim 1506/Namlea Letkol Inf Syarifudin Azis.

“Kami datang untuk menanam pohon. Why, kenapa, karena penanaman pohon ini sebagai simbol pelsetarian lingkungan,” kata Royke kepada wartawan di Gunung Botak, kemarin.

Penanaman pohon diharapkan dapat bermanfaat kepada masyarakat. Bisa melindungi alam sekitar, seperti air, dan menjaga masyarakat yang berdomisili di kawasan pertambangan emas tersebut.

“Kami berharap pohon ini bisa melindungi mereka yang ada di sekitar sini. Bukan untuk merusak lingkungan, tapi untuk menjaga kelestarian Pulau Buru,” katanya.

Sejumlah pohon ditanam tepatnya di puncak Gunung Botak yang berada di Jalur H, Desa Dava, Kabupaten Buru. Harapannya, anakan pohon-pohon tersebut dapat tumbuh subur, agar bisa melindungi kali Anahoni.

“Kita berharap dapat melindungi air yang mengalir sampai ke Teluk Kayeli. Dan mungkin sampai di Namlea dan seantero Pulau Buru, juga Maluku serta Indonesia Raya ini,” imbuhnya.

Menurutnya, penambangan ilegal yang berlangsung beberapa waktu lalu sudah mencemari lingkungan. Ini dikarenakan penggunaan bahan kimia berbahaya yang tidak sesuai prosedur. Akibatnya, pohon-pohon mati, air kali tercemar hingga ke laut dan merusak ekosistem.

“Kalau sudah sampai di laut, tentu bahan kimia seperti sianida dan merkuri akan mencemari biota laut. Ikan kecil tercemar. Ikan besar seperti Tuna akan makan ikan kecil. Dan dunia akan memberikan warning untuk tidak mengkonsumsi ikan dari Indonesia, khususnya Maluku,” jelasnya.

93 persen Provinsi Maluku adalah laut. Maluku kaya akan sumber daya alam. Namun, jika pencemaran bahan kimia tidak segera ditangani, maka masyarakat tentu akan mengalami kerugian besar. Sebab, Negara luar enggan mengkonsumsi hasil laut pun darat yang berasal dari Maluku.

“Memang Gunung Botak menghasilkan ekonomi yang bagus. Tapi apakah pengelolaannya juga bagus?. Kita jangan berfikir keuntungan sesaat. Kita harus pikirkan jangka panjang untuk kemaslahatan kita dan anak cucu kita kedepan,” pintanya.

Kegiatan penanaman pohon beragam jenis. Anakan pohon-pohon itu ditanam di tempat berbeda di kawasan Gunung Botak.

“Ada beberapa pohon yang kami tanam. Kalau yang beta (Saya) pegang ini adalah pohon beringin. Kemudian ada trembesi, albasia dan pohon durian,” katanya.

Mantan Kakor Lantas Polri ini mengaku kagum dengan kinerja aparat keamanan TNI, Polri dan Pemda Buru. Sebab, kurang lebih enam Bulan, upaya penutupan Gunung Botak berhasil. Penutupan Gunung Botak berlangsung aman karena dilakukan dengan cara-cara yang halus.

“Kalau di daerah lain pasti akan terjadi bentrok antara warga dan aparat keamanan. Ada korban disitu. Tapi syukur, apa yang kita lakukan sejak Bulan September 2018 berjalan lancar. Ini karena upaya dilakukan secara soft dan perbanyak sosialisasi sebelum penegakan,” terangnya.

Royke mengaku, untuk memastikan menjaga para penambang emas tanpa izin (PETI) kembali beroperasi, pihaknya menempatkan sejumlah pos pengawasan dan pengamanan. Setiap pos terdiri dari aparat TNI, Polri dan Satpol Pp Buru.

“Kita ada lima pos pengawasan. Personilnya 30 orang. Mereka berjaga di sini (puncak gunung botak) dan di pasang pos-pos di pintu masuk kawasan ini. Mereka bermalam. Setiap hari bergantian,” ujarnya.

Menurutnya, jika kelak kegiatan pertambangan emas kembali dibuka, maka harapannya harus dilakukan secara benar dan tidak asal-asalan. Pembuangan limbah harus sesuai prosedur yang berlaku agar tidak kembali merusak lingkungan.

“Tidak boleh asal-asalan yang menyebabkan lingkungan terganggu. Kalaupun ada investor besar, silahkan. Asalkan teratur. Agar masyarakat aman, sejahtera, makmur dan lingkungan terjaga. Kalau penembangan ilegal itu pasti mengganggu lingkungan,” jelasnya.

Setelah menanam pohon, Jenderal Bintang Dua ini memberikan bantuan secara simbolis kepada personil pengamanan dan pengawasan yang bertugas di Gunung Botak. Bantuan diberikan seperti beras, telur dan sembilan bahan pokok lainnya.

PENGOBATAN GRATIS

Selain peduli lingkungan, Polda Maluku juga menggelar pengobatan gratis yang berlangsung di Desa Dava, Kabupaten Buru.

Pantauan Kabar Timur, Kapolda Royke Lumowa tampak membesuk sejumlah pasien yang datang untuk melakukan pengobatan gratis. Sejumlah dokter dan pelayan di turunkan dari Bid Dokkes Polda Maluku. Ia tampak bercengkarama dengan warga, baik berusia paruhbaya maupun anak anak.

Dari data pengobatan gratis hingga pukul 14.30 WIT, kemarin, sebanyak 102 orang warga tampak mendaftar untuk melakukan pengobatan. Dihadapan dokter, mereka mengeluhkan sakit sesak nafas, batuk, muntah, gigi, kurang darah, darah tinggi dan lain sebagainya.

“Ini hanya sebagai bentuk kepedulian Polda Maluku dalam melakukan pengobatan gratis,” tambah Royke Lumowa di Desa Dava, tempat berlangsungnya pengobatan gratis.

Kegiatan pengobatan gratis, tambah Royke, juga dilakukan agar Polda Maluku lebih dekat dengan masyarakat. “Sehingga antara Polda Maluku dan masyarakat tidak ada sekat. Dengan begitu, maka tentu semua saran, masukan, keluhan akan mereka sampaikan tanpa ada rasa takut,” pungkasnya. (CR1)

Komentar

Loading...