Satu Anak Buaya Kota Ditangkap, Induk Buaya Masih “Berkeliaran”

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Proses penangkapan berlangsung histeris. Mereka harus berhati-hati karena induk dari anak buaya itu tampak mengamuk dalam gorong-gorong.

Sebulan lebih, warga Kota Ambon dibuat resah munculnya beberapa ekor buaya. Rabu (6/3), seekor hewan ganas itu berhasil ditangkap. Tapi warga masih takut, karena induknya yang berukuran besar belum ditemukan.

Seekor buaya yang berhasil dipancing Bayu Cs di gorong-gorong Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Sirimau Kota Ambon, ini sontak menggemparkan warga sekitar pukul 15.00 WIT. Buaya kota, karena sering muncul dan meresahkan warga yang bermukim di Pusat Kota Ambon itu ditangkap Bayu dan sejumlah tukang ojek lainnya. Mereka mengail buaya menggunakan umpan ayam.

Pantauan Kabar Timur, pria 32 Tahun itu menangkap buaya menggunakan kawat baja yang disulam berbentuk bundaran. Sulaman kawat didekatkan pada umpan saat anak buaya itu akan menyantap daging ayam.

Setelah lingkaran baja masuk ke mulut buaya, Bayu langsung menariknya. Ia dibantu rekan-rekannya. Proses penangkapan berlangsung histeris. Mereka harus berhati-hati karena induk dari anak buaya itu tampak mengamuk dalam gorong-gorong.

Warga yang mengerumuni lubang gorong-gorong tersebut sempat terlihat menghindar. Sebab, induk buaya berukuran besar tampak marah dan berusaha menerkam para lelaki yang sedang menarik anaknya.

Gorong-goron

g yang merupakan lokasi penangkapan berada di tepian Jalan Yos Sudarso. Tingginya kurang lebih 3 meter dari permukaan jalan. Lebarnya sekitar 1,5 meter. Bayu dan sejumlah rekannya ekstra hati-hati. Jika tidak, mereka akan terkena gigitan hewan ganas itu. Berhasil menutup mulut buaya, penutup gorong-gorong berbentuk terali besi lalu dibuka. Buaya kemudian diangkat keatas permukaan jalan.

Warga tampak gembira, karena akhirnya satu ekor buaya berhasil ditangkap setelah berusaha selama sebulan lebih. Proses evakuasi buaya dari dalam gorong-gorong berlangsung sekitar 10 menit. Setelah berhasil, warga mengikatnya dengan tali pelastik berwarna merah. Mulut buaya dilingkari kawat baja.

Untuk diketahui, proses penangkapan buaya telah dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Maluku selama ini, tapi tidak pernah berhasil. Kepada Kabar Timur, Bayu yang menetap di Jalan Baru ini mengaku telah memancing buaya selama sebulan lebih. Setiap hari sejak pagi, Bayu kerap mengecek umpan yang diletakan di dalam selokan pembuangan warga tersebut.

Umpan yang dipakai Bayu adalah daging ayam. Umpan di kait dengan kail yang diikat menggunakan tali nilon berukuran besar. Tertangkapnya buaya ini bukan karena tersangkut di kail. Tapi Bayu melilit kawat seukuran anak buaya itu. Lilitan kawat itu kemudian didekatkan di mulut buaya, saat akan memangsa umpan.

“Katong (Kami) ada tiga orang. Dua teman bertugas memantau. Kalau beta (Saya) yang menangkapnya,” kata Bayu yang tampak memegang buaya hasil tangkapannya itu.

Ditempat yang sama, Ibu Wa Ina, tampak belum puas. Dia mengaku masih takut karena buaya besar yang sempat dilihatnya belum berhasil di tangkap. “Yang dong (mereka) tangkap ini kecil, bukan besar. Beta masih takut,” kata Wa Ina kepada Kabar Timur.

Berhasil menangkap buaya, Bayu bersama seorang temannya yang juga berprofesi sebagai tukang ojek membawa hasil tangkapan mereka ke Balai Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku. “Katong mau bawa ke BKSDA,” kata Bayu sambil berlalu pergi membonceng temannya yang sedang memegang buaya dalam kondisi hidup.

Kepala BKSDA Maluku Muchtar Amin Ahmadi membenarkan peristiwa itu. “Iya benar. Buaya yang ditangkap warga adalah jenis buaya muara,” ujarnya. Dari hasil pemeriksaan petugas, diketahui bahwa buaya tersebut berjenis kelamin betina dengan panjang 115 cm. “Dari keterangan masyarakat diketahui bahwa dilokasi tersebut masih terdapat sekitar 3 ekor buaya yang belum berhasil ditangkap,” ujarnya.

Kini, tambah Amin, anak buaya itu sudah diamankan di kandang transit Passo untuk dilakukan proses observasi dan perawatan terkait adanya luka di sekitar mulutnya. Luka diakibatkan oleh bekas jeratan warga. “Sudah kami amankan sambil menunggu proses pelepasliaran,” tandasnya. (CR1)

Komentar

Loading...