Sampel Muntaber Banda Bakal di Periksa di Ambon

Meykal Pontoh. | KABAR TIMUR

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Kepala Dinas Kesehatan Maluku, Meikal Pontoh mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah muntaber di Desa Selamon, Kecamatan Banda Neira, Maluku Tengah (Malteng), sampelnya yang diambil dari lokasi, akan diuji di Ambon.

“Sampelnya nanti kita periksa disini (Ambon). Mudah-mudahan sampelnya masih valid, karena kejadiannya sudah beberapa hari. Kalau Puskesmas tidak simpan dengan baik, pasti busuk,”ungkapnya kepada wartawan, di Ambon, Rabu (27/2).

Menurutnya, sampel-sampel yang bakal diambil dari Banda itu jelasnya berupa makanan, muntahan, veses maupun air. “Sumber-sumber yang digunakan saat itu (yang dijadikan sampel), untuk pihaknya melakukan pemeriksaan penyebab dari muntaber. Kan, tidak mungkin tiba-tiba muncul,”sambungnya.

“Pasti ada sesuatu kejadian luar biasa dan ini sudah menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) karena sudah lebih dari satu orang. Ini sudah 100 orang lebih menyebabkan masyarakat takut,” katanya menjelaskan.

Menyinggung Hasil Penyelidikan Epidemilogi (PE) di lapangan, diakuinya belum ada, karena petugas Dinas Kesehatan Maluku baru tiba sore kemarin di Banda.

“Belum, karena baru berangkat tadi malam dan saya sudah bilang kalau perlu bawa sama petugas kesehatan (RS Banda). Mudah-mudahan bisa dapat sampel yang bagus, dari laboratorium BTKL juga turun untuk lihat sampel,”terangnya.

Sementara dari segi penanganan medis, kata dia, semua sudah tertangani. “Kalau dari segi sakit sudah tertangani, yang masuk Rumah Sakit juga sudah keluar,”tandasnya.

Selain itu, Pontoh mengungkapkan ada beberapa Kabupaten/Kota di Maluku yang tidak melaporkan trend kasus Demam Berdarah (DBD) kepada pihaknya, sehingga oleh pihaknya sulit terdekteksi trend dari DBD tersebut.

Berbeda dengan Kota Ambon yang mudah diakses. “Ada beberapa kabupaten lain yang tidak melapor. Yang Ambon ini karena terakses,”ungkapnya. Meski begitu, Dinkes tidak bisa mengatakan ada kasus di kabupaten/kota yang tidak melapor itu karena datanya tidak ada. “Mungkin ada, tapi kita juga tidak bisa bilang ada karena datanya tidak ada,”sambungnya.

Untuk persoalan DBD di Kota Ambon, penyebabnya adalah kebersihan lingkungan. “Adipura setiap tahun, tapi lingkungan tidak bersih, dalam pandangan umum bukan kotor, tapi sampah botol aqua-aqua maupun ban-ban bekas yang ada air tergenang itu yang jadi tempat berkembang jentik-jentik nyamuk,”jelasnya.

Bahkan di dalam rumah pun, kata dia, bisa menjadi tempat berkembang jentik-jentik nyamuk. “Dalam rumah juga yang bersih saja, kalau jamban bunga tidak bersih saja itu jadi media perkembangan jentik nyamuk. Begitu juga bagian bawah dispenser air,”tandasnya. (RUZ)

Komentar

Loading...