12 Tahun Dibangun, Tower Geser Belum Nikmati Internet
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Menara Tower milik Telkomsel, yang telah dibangun sejak tahun 2007, diwilayah Ibukota Kecamatan Seram Timur, di pulau Geser, Kabupaten SBT, hingga tahun 2019 atau sudah hampir 12 tahun ini belum bisa mengakses internet, baik menggunakan jaringan 2G,3G serta 4G.
Padahal, lahan untuk penempatan menara Tower milik Telkomsel tersebut, telah dihibahkan oleh pihak setempat, dengan harapan mereka akan mampu menikmati perkembangan digital secara baik, seperti diwilayah-wilayah lain pada khususnya.
Jamal Keliola, yang diwawancarai Kabar Timur, Pekan kemarin di Geser, mengatakan, bulan Februari 2018 lalu, pihaknya telah memasukan proposal guna permohonan pengadaan jaringan 4G, ke pihak Telkomsel Ambon (Grapari), namun tidak diindahkan.
“Kami sudah memasukan proposal dan mereka menjanjikan akan menindaklanjuti selama dua pekan, namun hingga satu tahun ini tidak ada tindaklanjut apa-apa dari Telkomsel. Padahal tanah yang dibangun tower itu, merupakan tanah gratis (hibah),” paparnya.
Secara bersamaan, Warga Geser lainnya, Moh Ernas mengaku, tujuan dari pemberian lahan cuma-cuma untuk Telkomsel membangun menara tower, adalah untuk mendigitalkan generasi SBT di Pulau geser.
“Kalau memang Telkomsel selalu memberikan harapan palsu bagi masyarakat disini, lebih baik lahan dan menara tower yang sudah ada sebaiknya, dipasangkan providers lain, seperti Indosat, dan XL. Sebab, kalau mau melihat Telkomsel sepertinya tidak mampu dalam memberikan pelayanan terbaik di wilayah kami,” terangnya.
Dikatakan, kalau mau dilihat sudah 12 tahun menara ini berdiri tegak di wilayah ini, apakah dengan waktu sebanyak itu, Telkomsel belum mampu memberikan layanan internet terbaik kepada Pulau Geser.
“Bukan hanya di Pulau Geser, diwilayah lain yang berada pada kabupaten SBT juga, hampir sebagian besar tidak bisa mengakses internet dengan baik, bahkan ada tempat-tempat atau desa-desa di SBT, yang tida memiliki jaringan telepon,” tegasnya.
Jika pelayanan buruk terus diberikan Telkomsel kepada kabupaten SBT dibiarkan saja, itu berarti, sama halnya Telkomsel tidak menginginkan anak Maluku yang berada di kawasan Timur Pulau Seram, untuk mengikuti perkembangan teknologi jaman.
“Anak SBT, akan terus tertinggal dan tidak akan mampu bersaing dengan wilayah lain, kalau saja pelayanan Telkomsel seperti begini-begini saja. Akibat dari buruknya pelayanan telkomsel, anak SBT banyak yang ketinggalan informasi,” paparnya.
Untuk itu, sambungnya, pihaknya meminta kepada pemerintah Provinsi Maluku, dan Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur, untuk menyikapi serius persoalan sulitnya mengakses jaringan internet disana.
“Kami meminta pemerintah jangan tutup mata dengan persoalan ini. ini menyangkut masa depan generasi muda SBT, yang sampai saat ini tidak bisa mengikuti perkembangan jaman, melalui dunia maya dan berbagai jejaring media sosial lainnya,” tegasnya. (MG5)
Komentar