Assagaff Ogah Tanggapi Rencana Murad Rombak Pimpinan SKPD

Istimewa

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Gubernur Maluku terpilih Murad Ismail telah memberikan sinyal merombak seluruh pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), setelah dilantik 11 Maret 2019.

Bersih-bersih pimpinan SKPD dipastikan akan dilakukan Murad Ismail dan Barnabas Orno pasca dilantik sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Maluku oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara.

Besar kemungkinan hanya pejabat yang memiliki visi yang sama dengan pemerintahan baru yang dipertahankan. Lalu apa tanggapan Gubernur Maluku Said Assagaff dengan rencana “reshuffle kabinet” oleh Murad?

Assagaff yang dicegat Kabar Timur, terkesan tidak merespon. Ketika ditanya, Assagaff sedang berjalan menuruni anak tangga tribun Lapangan Merdeka, usai meninjau lokasi yang akan dikunjungi Ibu Negara, Iriana Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya di Kota Ambon.

Assagaff irit bicara. Awalnya Assagaff ogah merespon sebelum akhirnya mengeluarkan pernyataan singkat. “Ahh… sudah, tidak usah pusing dengan barang itu (penggantian pimpinan SKPD),” jawabnya, Senin (18/2).

Ditanya lagi, Assagaff menolak berkomentar. Dia berlalu meninggalkan Kabar Timur berjalan menuju mobil dinasnya yang diparkir di jalan Slamet Riyadi tepat didepan tangga menuju Tribun Lapangan Merdeka.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Maluku terpilih, Murad Ismail memastikan akan mengganti seluruh pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Perombakan birokrasi Pemerintah Provinsi Maluku akan dilakukan setelah dirinya dilantik 11 Maret 2019. Perombakan total birokrasi di tubuh Pemprov Maluku telah disiapkan Murad Ismail.

Rencana perombakan pejabat era Gubernur Said Assagaff ini disampaikan Murad di sela-sela Rapat Koordinasi Daerah (rakorda) Tim Kampanye Daerah Koalisi Indonesia Kerja (TKD KIK) untuk pemenangan pasangan Presiden-Wakil presiden, Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Baileo Siwalima Karang Panjang, Ambon pada 31 Januari 2019. Entah bercanda atau serius, sebab Murad melontarkan pernyataan itu sambil tersenyum.

“Di belakang ada teman-teman wartawan. Biar mereka tulis dan orang baca besok (hari ini). Saya akan mengganti seluruh kepala SKPD di lingkup Pemerintahan Provinsi Maluku ketika saya resmi dilantik sebagai gubernur Maluku,” kata Murad sembari tersenyum disambut tawa undangan yang hadir di acara itu.

Menariknya itu disampaikan Murad dihadapan Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua yang hadir di acara itu. Mendengar pernyataan Murad, Sahuburua juga ikut tertawa bersama undangan yang hadir.

Apa alasan mantan Dankor Brimob bakal merombak total pimpinan SKPD, dia belum memberikan jawaban pasti. Tapi diduga kuat, Murad masih menyimpan sedikit amarahnya karena semenjak terpilih menjadi gubernur Maluku pada Pilgub 2018 lalu, belum satu pun kepala SKPD lingkup Pemprov Maluku yang memberikan ucapan selamat.

Itu terungkap saat mantan kapolda Maluku menyampaikan sambutannya. Kata dia, sejak terpilih dalam pemilihan gubernur Maluku tahun 2018 hingga hari ini, gubernur petahana Said Assagaff bersama seluruh SKPD belum memberikan ucapan selamat kepadanya.

“Tapi tak apalah, meskipun wajah saya seperti Mike Tyson tapi hati saya Rinto Harahap. Artinya saya selalu memaafkan,” ujarnya bercanda disambut tawa hadirin.

Alasan lain perombakan, kata Murad, penempatan posisi kepala SKPD pada masa kepemimpinan Said Assagaff-Zeth Sahuburua tidak sesuai latar latar pendidikan. Itu sebab, di masa pemerintahannya nanti, Murad menginginkan kepala SKPD yang kompeten mulai dari kemampuan, pengetahuan, pengalaman dan pendidikan sehingga bisa bekerja bersama membangun Maluku lebih baik lagi.

Setelah terpilih bersama Barnabas Orno sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih periode 2019-2024 pada Pilgub Juni 2018, Murad mengaku sengaja mengambil inisiatif untuk tinggal di kediamannya di Jakarta.

Pilihannya tinggal di ibu kota negara ini bukan tanpa alasan. Murad tidak ingin mengganggu atau mengusik perasaan Said Assagaff-Zeth Sahaburua yang masih resmi menjabat Gubernur-Wakil Gubernur Maluku periode 2014-2019.

“Jika saya ada di Ambon setiap kegiatan dan acara besar apapun pasti saya diundang. Pasti juga turut hadir Pak Said Assagaff. Untuk menghindari itu, saya memilih tinggal di Jakarta. Saya tidak mau kehadiran saya mengusik perasaan Pak Said yang hadir sebagai seorang gubernur Maluku,” kata purnawirawan Polri bintang dua ini.

Kata Murad, menjadi satu keharusan, seseorang harus saling menjaga perasaan orang lain. Seseorang harus bisa menempatkan diri pada posisi-posisi tertentu. Jangan karena hanya ingin menghormati undangan pada satu kesempatan atau acara tertentu, lantas kehadirannya menjadikan orang lain berkecil hati. “Saya paham betul. Saya sangat menghormati orang. Saya tidak mau kehadiran saya pada sebuah kesempatan melukai perasaan seseorang,” kata Murad. (RUZ/MG3)

Komentar

Loading...