Harga Telur Ayam Turun

ILUSTRASI

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Harga telur ayam ras yang dipatok para pedagang di pasar Mardika dan Batu Merah, Kota Ambon mulai bergerak turun.

Pantauan di Pasar Mardika dan Batu merah, pedagang mematok harga telur ayam ras Rp1.700/butir atau sedikit bergerak turun dari Rp1.800/butir.

"Harga telur sedikit bergerak turun jika dibandingkan dengan dua hari yang lalu yang mencapai Rp1.800 hingga Rp1.900/butir," kata Dullah, salah satu pedagang sembako di Pasar Mardika, Kamis (17/1/2019).

Sedangkan untuk telur ayam kampung hingga kini tetap bertahan Rp3.000/butir, harga daging ayam beku yang didatangkan dari Surabaya Rp35.000/Kg, daging ayam broiler produksi peternak lokal di patok Rp50.000 hingga Rp60.000/ekor tergantung ukuran, dan harga dagiung sapi segar Rp100.000/Kg.

Sedangkan untuk harga ikan cakalang segar masih tetap terbilang mahal, hal ini disebabklan stok agak berkurang, disamping itu ada juga istri-istri nelayan yang menjual hasil tangkapan suami mereka langsung di pasar.

Rusdi pedagang ikan cakalang mengatakan, harga ikan cakalang segar memang masih mahal, sebab stok agak berkurang, jadi silahkan mau membeli terserah sebab harga yang dipatok juga sesuai ukuran ikan.

"Ukuran sebesar ini dipatok harga Rp40.000 hingga Rp80.000/ekor, baik itu ikan cakalang, tuna, maupun jenis tatihu," ujarnya sambil menunjuk ukuran jenis ikan.

Sedangkan ikan sembung jenis momar dan kawalinya juga masih terus bertahan yakni Rp20.000/tujuh hingga delapan ekor, itupun tergantung ukuran. Ikan segar jenis lainnya seperti bubara dipatok harga Rp40.000 hingga Rp50.000/ekor tergantung ukuran.

Umar, pedagang ikan momar dan kawalinya yang dikonfirmasi mengakui kalau harga ikan sejak beberap harga belakangan ini terbilang mahal, akibat arus pasok dari desa-desa nelayan agak berkurang.

"Kalau ikan momar dan kawalinya memang stoknya tetap ada, hanya saja harganya tidak bisa turun, sebab beberapa hari belakangan ini di pasok dari Pulau Seram dan Saparua, jadi pedagang memperhitungkan harga transpor," ujarnya.

Untuk menutupi besarnya ongkos transport dari desa-desa nelayan, pedagang menaikan harga jual. (AN/KT)

Komentar

Loading...