Pohon Tumbang Diterjang Angin Kencang

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Fenomena angin kencang dipicu awan cumulonimbus melanda Kota Ambon, Jumat (4/1/2019).

Akibatnya, sebuah pohon di jalan Jenderal Sudirman, tumbang diterjang angin kencang. Pohon tumbang menimpa sebuah sepeda motor., Insiden terjadi pukul 14.00 WIT, tidak menimbulkan korban luka.

Selain merobohkan pohon berukuran besar, pengendara sepeda motor yang melintas Jembatan Merah Putih (JMP) terpaksa memilih berhenti. Alat deteksi kecepatan angin yang terpasang di JMP menunjukan 9 Km per jam. Mengatasi kemacetan arus lalu lintas, personel Polsek Sirimau bergerak cepat menebang dan mengangkat batang pohon yang menutup sebagian besar badan jalan Jenderal Sudirman.

"(pohon tumbang) Terjadi sekitar pukul 14.00 WIT. Sebuah motor yang diparkir di bawah pohon ini yang tertimpa. Tapi sekarang tidak ada lagi. Mungkin telah diangkat oleh pemiliknya," kata Kepala Polsek Sirimau, AKP Mido Manik di lokasi kejadian sambil menunjuk pecahan kaca dari motor naas itu.

Pohon tumbang menutup sebagian jalan Jenderal Sudirman. Peristiwa itu menyebabkan arus lalu lintas dari dan akan menuju pusat Kota Ambon mengalami kemacetan selama beberapa menit.

Arus lalu lintas kembali normal setelah personel Polsek Sirimau dan Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease mengangkat pohon tumbang dari badan jalan.

Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Kasmet mengungkapkan, angin kencang yang terjadi diakibatkan awan cumulonimbus. Angin kencang dan puting beliung, kata dia, muncul dengan hadirnya awan cumulonimbus yang menarik dari bawah ke atas.

Menurutnya, biasanya, angin kencang ataupun puting beliung terjadi menandakan kawasan tersebut akan memasuki musim pancaroba atau pergantian musim.

"Saat ini di Pulau Ambon masih musim kemarau, walaupun sering hujan. Kriteria BMKG itu kita belum masuk musim penghujan. Beda dengan daerah Tenggara (Maluku Tenggara). Sehingga dengan kejadian ini, kita akan masuk musim penghujan, khususnya Ambon. Karena Pulau Seram dan Tenggara lain lagi," kata Kasmet.

Fenomena tersebut bukan saja terjadi di Kota Ambon, tetapi seluruh Indonesia bisa dilanda hal yang demikian. "Kejadian ini biasanya terjadi selama 15 menit sampai paling lama 1 jam," pungkasnya. (CR1)

Komentar

Loading...