Tiga Warga Malteng Korban Tsunami di Banten

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Tsunami di Selat Sunda, Sabtu (22/12) pukul 21.30 WIB memporak-porandakan kawasan Pandeglang dan Serang, Banten, serta Lampung Selatan. BNPB melaporkan sejauh ini sudah 222 orang tewas, 843 orang luka-luka.
Tiga warga Kabupaten Maluku Tengah ikut menjadi korban tsunami. Satu orang berusia 8 tahun ditemukan meninggal dunia.
Korban meninggal adalah Aziz Assagaf. Dua orang lainnya, Abdurrahman Assagaf, ayah dari Aziz Assagaf dan Anwar Hanlau hingga kemarin belum ditemukan. Abdurrahman merupakan warga desa Tehua. Sementara Anwar warga desa Wolu. Ketiganya berasal dari Kecamatan Teluti, Kabupaten Maluu Tengah.
Ketiganya menjadi korban saat gelombang tsunami menerjang pantai Anyer di desa Bulakan, Cinangka, Kecamatan Serang, Provinsi Banten, Sabtu malam.
Korban berada di kawasan Pantai Anyer menghadiri acara arisan keluarga warga desa Wolu yang menetap di Jakarta. Beberapa warga asal desa Tehua yang tinggal di Jakarta juga ikut dalam acara keluarga desa bertetangga itu.
“Ada warga Tehua juga yang ikut acara arisan itu, diantaranya diantaranya. Hj Kartini beserta dua anaknya dan Abdurrahman Assagaf bersama istri dan anaknya (Aziz, korban meninggal dunia),” kata Adena Tehuayo, keluarga korban yang dihubungi Kabar Timur melalui telepon seluler, Minggu (23/12).
Dia menuturkan, warga desa Tehua yang ikut dalam acara itu bertolak bersama rombongan menaiki satu unit bus dari terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Sabtu pukul 05.00 WIB. “Itu saya dengar langsung rencana pemberangkatan dari warga Tehua yang akan ikut acara arisan di Pantai Anyer. Karena Jumat malam beta ada kumpul dengan dong (mereka),” kata Adena yang merupakan sepupu dari Abdurrahman Assagaf ini.
Dia mengetahui keluarganya menjadi korban tsunami setelah satu jam pasca kejadia dihubungi via ponsel oleh warga Tehua yang ikut acara arisan tersebut. “Waktu dihubungi, beta ditanya sudah dengar kabar tsunami belum? Beta bilang (jawab) belum. Tapi setelah menonton di Tv, beta baru tahu ada berita bencana tsunami. Setelah tahu ada tsunami, katong (kita) terus baku telepon untuk cek keadaan warga Tehua dan Wolu yang berada di pantai Anyer,” ujar Adena yang telah puluhan tahun menetap di Jakarta ini.
Adena mengaku mengetahui keponakannya, Aziz Assagaf meninggal dunia setelah jasadnya berhasil ditemukan di kwasan pantai Anyer kemarin, sekitar pukul 10.30 WIB oleh tim gabungan dan dievakuasi di rumah sakit di wilayah Serang. “Jasad korban tsunami dikumpulin dimasukan di kantong jenasah. Ketika membuka kantong jenasah diketahui salah satu korban keponakan saya. Jasadnya masih berada di rumah sakit di dekat pantai Anyer,” ujarnya.
Hingga kini keberadaan Abdurrahman Assagaf dan Anwar Hanlau belum diketahui ketahui keluarga korban. Keluarga bersama tim gabungan yang dipimpin Basarnas masih terus melakukan pencarian terhadap dua orang tersebut.
Jumlah warga Teluti yang ikut acara arisan keluarga di pantai Anyer menurut Adena sekitar puluhan orang. “Jumlahnya mungkin 30 orang lebih karena mereka berangkat pakai bus dari Jakarta,” katanya.
10 orang diantaranya dilaporkan selamat dari terjangan tsunami. Mereka berhasil lari ke dataran tinggi. Mereka, yakni Kartini Tehuayo, Safira Alamri, Salwa Alamri, Juwahir Tehuayo, Malika Assagaf, Nabila Assagaf, Nurlela, Nona Kamidin, Masniah Tehuayo dan Sari Widyawati (istri Abdurrahman Assagaf).
Namun beberapa diantaranya menderita luka dan harus mendapatkan perawatan medis. “Dong telepon beta ada yang luka di bagian kepala dan harus dijahit di rumah sakit,” ujar Adena.
Warga Telutih kata dia menggelar acara arisan keluarga di salah satu penginapan di pantai Anyer. “Di situ, penginapan dan hotel menghadap pantai. Mungkin beta sepupu karena bertetangga dan kenal dengan orang Wolu jadi ikut arisan,” katanya.
Saat ini keluarga sedang menunggu jasad Aziz Assagaf diambil di rumah sakit untuk dibaw ke rumah duka di Jakarta.
JUMLAH KORBAN
Jumlah korban tewas tsunami di Selat Sunda kembali dilaporkan bertambah. Saat ini dilaporkan korban tewas diketahui menjadi 222 orang.
“Jumlah korban dan kerusakan akibat tsunami yang menerjang wilayah pantai di Selat Sunda terus bertambah. Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga Minggu 23/12/2018, pukul 16.00 WIB, tercatat 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka, dan 28 orang hilang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, tadi malam.
Sutopo menjelaskan, update terbaru sebanyak 556 unit rumah rusak, 9 unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, serta 350 kapal dan perahu rusak.
“Tidak ada korban warga negara asing. Semua warga Indonesia. Korban dan kerusakan ini meliputi di 4 kabupaten terdampak, yaitu di Kabupaten Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, dan Tanggamus,” ujar Sutopo.
Menurut Sutopo, jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah. Terutama karena belum semua lokasi bisa dijangkau dan didata. “Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah karena belum semua korban berhasil dievakuasi, belum semua puskesmas melaporkan korban dan belum semua lokasi dapat didata keseluruhan. Kondisi ini menyebabkan data akan berubah,” jelas Sutopo.
Berikut ini rincian lokasi penemuan korban tewas dan luka hingga hilang:
1. Kabupaten Pandeglang
Sebanyak 164 orang meninggal dunia, 624 orang luka-luka, 2 orang hilang. Kerusakan fisik meliputi 446 rumah rusak, 9 hotel rusak, 60 warung rusak, 350 unit kapal dan perahu rusak, serta 73 kendaraan rusak. Daerah yang terkena dampak berada di 10 kecamatan. Lokasi yang banyak ditemukan korban adalah di Hotel Mutiara Carita Cottage, Hotel Tanjung Lesung, dan Kampung Sambolo.
2. Kabupaten Serang
Sebanyak 11 orang meninggal dunia, 22 orang luka-luka, dan 26 orang hilang. Kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.
3. Kabupaten Lampung Selatan
Tercatat 48 orang meninggal dunia, 213 orang luka-luka, dan 110 rumah rusak.
4. Kabupaten Tanggamus
Terdapat 1 orang meninggal dunia.
“Alat berat dikerahkan membantu evakuasi. Saat ini sedang bekerja 5 unit ekskavator, 2 unit loader, 2 unit dump truck, dan 6 unit mobil tangki air. Bantuan alat berat akan ditambah. Jumlah pengungsi masih dalam pendataan,” kata Sutopo. (KT/DTC)
Komentar