KABARTIMURNEWS.COM, AMBON – Gubernur Maluku Said Assagaff mengapresiasi permohonan maaf empat (4) negeri Pela-Gandong, yakni Amahusu, Hatalai, Tial dan Laha, terkait peristiwa Panas Pela – Gandong di Negeri Amahusu, Kota Ambon, Minggu (2/12) lalu.
Gubernur Assagaff mengungkapkan, empat (4) negeri pela – gandong yakni Amahusu, Hatalai, Tial dan Laha atas peristiwa yang terjadi. Ketua Panitia (Panas Pela – Gandong) juga sudah minta maaf. Dan Pemerintah Provinsi Maluku pun meminta maaf, terkait hal-hal yang kurang berkenaan di tengah-temgah masyarakat.
“Dan mudah-mudahan kejadian ini tidak terulang lagi. Kehidupan antarbasudara kita kan sudah sangat kuat,” tutur Gubernur Assagaff usai pembacaan pernyataan sikap empat negeri adat yang diwakili oleh Ketua Panitia Panas Pela – Gandong, Meki Lohy, di Kediaman Gubernur Maluku, kawasan Mangga Dua Ambon, Rabu (12/12) petang.
Pembacaan pernyataan sikap ini dilakukan, setelah digelar rapat bersama yang dihadiri pimpinan empat negeri adat tersebut, dan sejumlah pemuka agama antara lain Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Abdullah Latuapo, Uskup Amboina Petrus Kanisius Mandagi, Sekretaris Umum Sinode Gereja Protestan Maluku Elifas Maspaitela, Ketua Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi) Provinsi Maluku Wilhelmus Jauwerissa, Ketua PWNU Maluku Karnusa Serang, Ketua Pimpinan Wilayah Muhamadyah Maluku Abdul Haji Latua, dan wakil Kanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku Ridwan Bugis.
“Kita tadi sama-sama mencari solusi, dan Alhamdulilah bisa mendapat satu kesamaan pendapat, yaitu panitia panas pela gandong – gandong dan empat raja menyampaikan permohonan maaf dan kekeliruan yang mereka lakukan dalam acara itu. Mereka juga berjanji bahwa ke depan tidak lagi terulang kembali kekeliruan serupa,” ungkap Ketua MUI Maluku, Abdullah Latuapo, terkait pertemuan yang dimediasi Gubernur Assagaff tersebut.
Dia lantas mengimbau, semua elemen masyarakat Maluku, untuk sama-sama menjaga keamanan, kedamaian, dan ketenangan, karena itu tujuan serta cita-cita kita.
“Apalagi kita selaku orang basudara, terutama menghadapi tahun-tahun politik. Kita semua bersepakat, semua tokoh agama, tokoh masyarakat, semua elemen masyaratakat mari kita punya tekad yang satu bagaimana kita bisa menjaga keamanan dan kedamaian daerah ini,” ujar Latuapo.
PERNYATAAN SIKAP