Tren Kasus HIV-AIDS di Maluku Turun
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Dinas Kesehatan Provinsi Maluku mencatat tren kasus HIV/AIDS tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sejak 2014.
Untuk kasus HIV, hingga September 2018 turun menjadi 334 kasus dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 688 kasus. Tahun 2016, kasus HIV di Maluku 637 kasus, tahun 2015 441 kasus dan tahun 2014 sebanyak 418 kasus.
Sedangkan kasus Aids hingga September 2018 tercatat 68 kasus atau menurun jika dibandingkan tahun 2017 dengan jumlah kasus sebanyak 88. Tahun 2016 masih yang tertinggi dengan jumlah kasus sebanyak 127 atau mengalami peningkatan dari tahun 2015 yang hanya 68 kasus. Sedangkan tahun 2014 tercatat sebanyak 117 kasus.
Berdasarkan jenis kelamin, di tahun 2018 hingga September, tercatat jumlah kasus HIV pada laki-laki sebanyak 201 atau menurun jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang mencapai 415 kasus (kasus terbanyak sejak 2014).
Sedangkan untuk perempuan, kasus HIV pada 2018 hingga September mencapai 133 kasus, atau mengalami penurunan dari tahun 2017 dengan jumlah kasus 273. Kasus HIV terbanyak untuk perempuan di Maluku di tahun 2016 sebanyak 290 kasus.
Sementara berdasarkan faktor risiko, jumlah kasus HIV juga menurun dibandingkan tahun 2017. Hingga September 2018, berdasarkan faktor risiko heterosex (seks berbeda jenis) 315 kasus, menurun jika dibandingkan tahun 2017 sebanyak 602 kasus.
Berdasarkan faktor risiko homosex hingga September 2018 sebanyak 10 kasus, menurun dibandingkan tahun 2017 sebanyak 71 kasus.
Dinkes menyebutkan, berdasarkan faktor risiko perinatal (ibu ke anak) hingga Septemebr 2018 sebanyak sembilan kasus, menurun dibandingkan tahun 2017 sebanyak 15 kasus. Sementara berdasarkan faktor resiko penasun (pengguna napza suntik), hingga September 2018 tidak ada, sama seperti tahun 2014 hingga 2017.
Berdasarkan kelompok umur hingga September 2018, usia yang paling banyak terkena kasus adalah 25-49 tahun dengan jumlah 216 kasus, diikuti usia 20-24 tahun dengan jumlah kasus 55, diikuti usia 50 tahun ke atas dengan jumlah kasus 34. Diikuti usia 15-19 tahun dengan jumlah 17 kasus. Sementara usia empat tahun ke bawah dan 5-14 tahun tercatat masing-masing 6 kasus di tahun 2018 hingga September.
Jumlah ini juga mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2017, di mana usia 25-49 tahun 435 kasus, usia 20-24 tahun 149 kasus, usia 50 tahun ke atas 54 kasus, usia 15-19 tahun 31 kasus, 5-14 tahun 4 kasus dan usia 4 tahun ke bawah 15 kasus.
Berdasarkan peta epidemi (wilayah penyebaran atau penularan) HIV-AIDS Kabupaten/Kota Provinsi Maluku komulatif (gabungan) sejak tahun 1994 hingga September 2018 tercatat secara keseluruhan 5.375 kasus.
Kota Ambon menjadi wilayah epidemi HIV/AIDS dengan jumlah kasus terbanyak, yakni sebanyak 3.529 kasus komulatif sejak tahun 1994 hingga September 2018 dibandingkan kabupaten/kota lain di Maluku dengan komulatif yang sama.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meykal Pontoh menjelaskan, dengan menurunnya jumlah kasus HIV-Aids yang didasari tidak adanya kasus-kasus baru, menandakan tingkat kesadaran masyarakat Maluku sudah sangat baik serta menurunnya kasus dari kelompok beresiko.
“Berarti orang yang berobat makin banyak, dari situ kan kasus-kasus baru tidak ada lagi. Kalau kasus baru tidak ada berarti masyarakat sudah sadar agar jangan sampai terjangkit HIV/AIDS,” jelas Pontoh di kantor Gubernur Maluku, Kamis (6/12).
Menurutnya, salah satu faktor pendukung sehingga tingkat kesadaran masyarakat di Maluku sudah sangat baik adalah gencarnya sosialisasi oleh semua kalangan bukan saja Dinas Kesehatan Maluku. “Ini karena sosialisasi yang dilakukan oleh berbagai bidang tidak hanya kesehatan tapi semua dari keagamaan, tokoh masyarakat tokoh pemuda,” sambungnya.
Kata Pontoh, penyebab seseorang sehingga terkena HIV/AIDS bisa saja terjadi akibat dari seks menyimpang termasuk seks sesama jenis, transfusi darah maupun lewat suntikan dari kelompok berisiko. (RUZ)
Komentar