Satu Pengeroyok Wartawan Masih Buron
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Polisi melibatkan tokoh masyarakat dan pemuda melakukan pencarian terhadap Fitrah Galampa, satu dari tiga orang pelaku pengeroyokan yang mengakibatkan mata kanan korban Husen Seknun, seorang wartawan di Kabupaten Buru Selatan, nyaris lepas dari kelopaknya, dua hari lalu.
“Kita masih melakukan pencarian untuk yang satu (Fitrah). Duanya sudah diamankan. Tinggal satu ini kita akan upayakan cari terus. Kita juga libatkan tokoh masyarakat, pemuda, cari dia,” ungkap Kapolsek Waisama IPTU Jainudin saat dihubungi Kabar Timur melalui telepon genggamnya, Selasa (27/11).
Jainudin meminta warga agar segera melaporkan kepada pihak kepolisian terdekat jika mengetahui tempat persembunyian pelaku. Sebaliknya, jika ada yang berani menyembunyikannya, maka sama halnya membantu kejahatan.
“Barang siapa yang menemukan agar dapat diberitahukan. Jika siapa yang tidak melaporkan maka dia turut membantu kejahatan. Nanti kita lihat untuk menjadikannya sebagai DPO,” ujarnya.
Sejauh ini, tambah Jainudin, penyidik telah memeriksa sejumlah saksi. Dari keterangan saksi, peristiwa itu berawal ketika korban hendak mengambil handphone yang ia letakan di dalam kantong celana. Saat itu tak sengaja, sikutnya mengenai bokong dari istri pelaku pengeroyokan Abdul Ladou.
“Jadi memang tidak sengaja. Namun istri pelaku menyangka korban sengaja. Sejumlah saksi sudah kita periksa dan cocokan. Saksi utama baru dua. Ke dua pelaku yang ditahan, belum ditetapkan tersangka,” jelasnya.
Rencananya, dua pelaku pengeroyokan akan diamankan di rumah tahanan (rutan) Polres Pulau Buru. Sebab, rutan di Polsek Waisama, tidak layak. “Nanti siang dua pelaku akan di bawa ke Polres Pulau Buru, karena kita punya ruang tahanan di sini tidak layak. Makanya kita akan bawa mereka,” katanya.
Kondisi korban sampai saat ini belum siuman. Rencananya pihak keluarga akan merujuk korban ke Kota Ambon, untuk mendapat penanganan medis yang lebih baik lagi.
Sebelumnya diberitakan, tiga pemuda mengeroyok, Husen Seknun, seorang wartawan di Kabupaten Buru Selatan. Korban kritis di rumah sakit. Mata kanannya nyaris terlepas dari kelopaknya.
Penganiayaan keji yang menimpa pria 35 tahun ini terjadi di Desa Lena, Kecamatan Waesama, Kabupaten Bursel, Senin (26/11) dini hari, pukul 03.00 WIT. Pelakunya diduga Tete Amin Letetuni (20), Abdul Ladou (20), dan Fitrah Galampa (20), warga desa Lena.
Tak butuh waktu lama bagi polisi untuk membekuk pelaku. Dua dari tiga pelaku berhasil ditangkap beberapa jam pasca pengeroyokan. Tete Amin Letetuni dan Abdul Ladou, dibekuk oleh Babinsa Serda Jimi dan Kopda Irwan Wali. Kedua pelaku digelandang dan diamankan di rumah tahanan Polsek Waesama. Sementara satu pelaku lainnya, Fitrah Galampa masih diburu polisi.
Informasi yang diterima Kabar Timur, kasus penganiyaan terhadap Husen berawal dari acara pesta joget yang digelar keluarga Jufry Ladou, setelah pelaksanaan akiqah anaknya.
Di pesta tersebut, Husen datang bersama temannya Zulkarnain Wali. Saat duduk di lokasi pesta, korban yang hendak mengambil handphone di saku celana, tak sengaja tangannya menyentuh bokong Andulan Sarfah, istri salah satu pelaku penganiyaan, Abdul Ladou.
Sarfah yang tidak terima pantatnya disentuh korban mengadu ke suaminya. Sempat terjadi adu mulut saat itu, tetapi berakhir damai.
Ternyata, Abdul Ladou masih menyimpan amarah terhadap Husen dan menyusun rencana jahat. Padahal korban telah menjelaskan tidak sengaja tangannya menyentuh bagian tubuh istri pelaku saat mengambil HP.
Pelaku yang masih emosi ini memanggil dua rekannya, Amin Letetuni dan Fitrah Galampa. Pelaku mengawasi gerak-gerik korban di tempat pesta joget. Ketiganya menunggu korban pulang ke rumah.
Rencana tiga pemuda itu berhasil. Saat korban bersama temannya pulang dari pesta joget, para pelaku menghadang korban. Tanpa rasa iba, ketiga pemuda ini menghakimi korban. Dihajar babak belur korban pun pingsan di tempat kejadian perkara. Pelaku diduga menggunakan senjata tajam ketika mengeroyok korban. Buktinya, mata bagian kanan korban hampir terlepas dari kelopak mata.
“Korban dianiaya ketiga orang ini sampai pingsan. Mata kanan hampir keluar, dan memar di sekujur tubuhnya,” kata sumber Kabar Timur.
Puas menganiaya korban, tiga pelaku langsung melarikan diri. Beruntung, warga yang melihat korban terkapar di tanah, membawanya ke RSUD Namrole untuk mendapatkan penanganan medis.
Kapolsek Waesama Iptu Zainuddin membenarkan kasus pengeroyokan tersebut. Polisi masih menyidiki kasus ini dan mengejar satu pelaku yang masih kabur. “Kita sudah amankan dua pelaku. Dan satu saksi telah kita periksa,” katanya. (CR1)
Komentar