KABARTIMURNEWS.COM, AMBON – Nyaris putrinya jadi korban vaksinasi rubella, orang tua dari Fajri Attamimy berencana menemui Wali Kota Ambon untuk melayangkan protes.
Nona Attamimy (40) mengatakan Fajri sempat sekarat dan dilarikan ke RSUD dr Haulussy akibat kekurangan darah setelah disuntik vaksin rubella oleh petugas kesehatan yang datang di sekolah melakukan vaksinasi.
Nona mengaku, dia dan keluarga bukan menuding program vaksinasi dari Dinas Kesehatan Pemkot Ambon tersebut sebagai penyebab. Tapi faktanya, setelah disuntik vaksin putrinya jatuh sakit dan dilarikan ke RUSD dr Haulussy Kudamati, Senin malam pekan lalu.
“Dia sakit katong seng bisa bilang gara-gara rubella, tapi dari dia dapat suntik itu lalu dia sakit. Itu yang katong mau sampaikan protes ke Walikota. Jang paksa program ini ke masyarakat kalau mengancam anak-anak punya nyawa,” ujar Nona Attamimy kepada Kabar Timur di rumahnya, kawasan Lorong Arab, Kelurahan Honipopu, Kecamatan Sirimau, Jumat, kemarin.
Yang disesalkan, adalah tindakan tim Kesehatan Pemkot Ambon yang melakukan vaksinasi di MTs Alfatah Jumat pekan lalu. Sebagian besar murid di sekolah itu tidak mau disuntik, dan pulang ke rumah masing-masing.
Meski Fajri tidak mau disuntik, petugas kesehatan diduga menyuruh beberapa kakak kelasnya menahan putrinya dan menghadapi jarum suntik. “Dia bilang kakak kelas yang tangkap dia. Yang lancang-lancang tau itu. Nanti beta dapa, beta tampar biar orang pu anak lai,” kata Nona geram.
Bagaimana tidak pasca disuntik, siswi kelas 1 MTs Alfatah ini langsung panas dingin beberapa hari. Dan gejala yang paling mengkuatirkan pihak keluarga, korban langsung mengalami pendarahan, padahal masa haidnya baru beberapa hari lewat.


























