Eksploitasi Tembaga PT Batutua di Wetar Diprotes
KABARTIMURNEWS.COM AMBON - Jangankan Gunung Botak yang rumit, pertambangan ijin resmi pun, pemerintah lalai melakukan pengawasan. Buktinya, di Pulau Wetar Kabupaten MBD, rakyat kembali dikeluhkan oleh aktivitas pertambangan. Dua perusahaan asal Australia dikomplen karena diduga menipu rakyat dan tidak mematuhi komitmen perekrutan tenaga kerja.
PT Batutua Tembaga Raya (BTR) dan PT Batutua Prima Permai (BPP) dinilai melakukan wanprestasi atau ingkar janji. Komitmen perusahaan tersebut memperkerjakan 75 persen orang lokal tidak direalisasi. Kedua perusahaan malah menggunakan pekerja luar daerah dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan di pulau Jawa.
“Sebagian besar karyawan diambil dari Kupang NTT sisanya dari pulau Jawa. Sementara orang lokal bisa dihitung pakai jari,” ujar Pieter Mandoher kepada Kabar Timur, melalui telepon seluler, Senin (29/10).
Tokoh pemuda Desa Lurang Kecamatan Wetar Utara ini mengungkapkan, rekrutmen karyawan diakui sesuai SOP perusahaan yakni medical check up terhadap para calon karyawan. “Tapi mereka main di medical check up. Mereka bilang, kesehatan tidak lolos. Tau-taunya anak-anak Kupang itu yang diloloskan,” tuding Mandoher.
Permainan PT BTR dan PT BPP yang bernaung di bawah perusahaan holding PT Lurang Mining asal Australia tapi menggunakan bendera Indonesia ini, dicurigai menipu rakyat setempat. Sebab sejak mulai beroperasi tahun 2005, rakyat pulau wetar hanya tahu perusahaan hanya bergerak untuk menambang tembaga, sesuai namanya PT Batutua Tembaga Raya.
Namun belakangan muncul lagi satu perusahaan yakni, PT Batutua Prima Permai (BPP), yang diduga melakukan eksploitasi emas di Wetar. “Kami sudah selidiki. PT BPP ternyata masuk untuk mengolah emas di Wetar. Mereka kejar mineral ikutan yang ada di batu tembaga. Itu mereka pisahkan dan ambil emasnya,” beber Pieter Mandoher.
Diakui pihaknya belum meminta konfirmasi ke Dinas ESDM Provinsi Maluku. Terkait core inti eksploitasi tambang oleh kedua perusahaan. Namun disesalkan Pemprov Maluku mengaku, PT BTR hanya mengeksploitasi tembaga, tapi kenyataannya berbeda dari yang digembar-gemborkan.
Salah satu tokoh masyarakat Kabupaten MBD Oyang Orlando Petruz saat dimintai pendapatnya, mengaku baru mengetahui kondisi sebenarnya seperti yang disampaikan salah satu pemuda setempat, Pieter Mandoher. Menurutnya, jika informasi itu benar, maka pihak korporasi patut memberikan penjelasan kepada masyarakat.
“Menjelaskan dalam arti mempertanggungjawabkan apa yang mereka sudah lakukan. Sampai harus ada kompensasi atau jaminan yang lebih baik untuk rakyat di Wetar,” tandasnya.
Orlando pernah memprotes keras aktivitas PT Gemala Borneo Utama (GBU) di Pulau Romang karena dinilai tidak transparan kepada masyarakat terkait eksplorasi emas di Romang. Dan untuk di Wetar, menurutnya PT BTR dan PT BPR perlu melakukan hal yang sama dengan PT GBU, tidak menutup informasi agar masyarakat bisa menerima kehadiran perusahaan itu.
Sedang untuk masalah rekrutmen karyawan, dia menolak keras cara-cara yang dipakai kedua perusahaan dimaksud. Sebab kehadiran investasi di suatu daerah salah satu tujuan utamanya adalah membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Yang berikut, memberi multiplier effect perekonomian, yakni meningkatnya perputaran ekonomi di daerah itu. (KTA)
Komentar