KEK Pariwisata Banda Terkendala Lahan
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON-Kepala Bidang Penelitian dan Pembangunan Bappeda Provinsi Maluku, Djalaludin Salampessy mengatakan progres usulan Banda menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) masih terkendala masalah lahan yang bakal diperuntukkan sebagai lokus KEK itu sendiri.
“Dokumen yang sudah siap Analisis Kebijakan Ekonomi Finansial, Rencana Real Tata Ruang. Yang belum itu penyediaan tanah yang mendasar dalam rangka mendukung lokus KEK itu sendiri,”ungkapnya saat dikonfirmasi wartawan di kantor Gubernur Maluku, Ambon, Jumat (12/10).
Misalnya, lanjut dia, dalam persyaratan UU Nomor 39 Tahun 2009 tentang KEK ada 18 kriteria. Dari 18 kriteria itu yang paling penting adalah areal yang diperuntukkan untuk lokasi KEK itu sendiri.
“Dari studi-studi yang sudah dilakukan ada beberapa lokasi yang juga dibicarakan, tapi karena Banda luasnya terbatas, butuh kesepakatan masyarakat. Yang mana harus ditetapkan lokus dari inti KEK itu sendiri. Ini yang belum ada kesepakatan yang dilakukan bersama masyarakat Banda,”sambungnya.
Lokus KEK ini, kata Salampessy, harus ditetapkan zona tertentu untuk inti KEK. “Misalnya, akan dibangun hotel dengan klasifikasi sekian, katakanlah di Banda tidak boleh lebih dari dua lantai, tetapi secara terintegrasi mungkin disitu ditetapkan Bea Cukai, kawasan yang memiliki nilai tersendiri dari aspek keamanan, kenyamanan, ketertiban, kelayakan perumahan, kelayakan investasi dan lain-lain,”terangnya.
Disinggung langkah Bappeda menangani kendala tersebut, dikatakannya melalui pendekatan-pendekatan yang intens dengan masyarakat setempat. “Jadi pendekatan yang dimaksudkan adalah bagaimana kompromi antara masyarakat kemudian akan menjustifikasi kawasan itu disampaikan kepada Pemerintah Daerah. Mudah-mudahan kedepan ini bisa teraliasi dengan baik,”ujarnya.
Selain pendekatan dengan masyarakat, kata Salampessy, ada juga usulan agar lokus daripada KEK itu sendiri untuk mengunakan sistem mobil, karena di Banda biasanya ada musim barat dan timur. Hanya saja, hal itu harus dikaji lagi lebih mendalam.
“Ada yang usualkan sistem mobile karena di Banda ada musim barat dan timur. Kalau sistem begitu lalu musim barat dipindah ke barat, ini mekanisme butuh kajian mendalam tidak bisa serta merta. Jadi perlu ada komunikasi koordinasi,”tandasnya. (RUZ)
Komentar