FKIP Siapkan Sarjana Berkualitas
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON- Di usia ke 57 tahun, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Pattimura Ambon, tidak lagi menjadikan kuantitas mahasiswa sebagai indikator utama penerimaan. Tapi sebaliknya lebih memprioritaskan kepada menciptakan lulusan FKIP yang berkualitas.
Demikian kata Dekan FKIP Prof. DR. Theresia Laurens dalam sambutannya membuka puncak perayaan Dies Natalis FKIP ke 57 tahun yang berlangsung di gedung Studen Center FKIP, Unpatti Ambon, Senin (10/9).
“Kuantitas bukan lagi menjadi indikator utama bagi FKIP, tetapi kualitas Iulusannya. Penyiapan Iulusan yang berkualitas tentunya sangat dipengaruhi oleh kualitas Sumber Daya Manusia yang juga mampu mengelola sarana prasarana yang tersedia,” jelasnya.
Secara internal, Laurens mengakui jika FKIP masih menghadapi beberapa tantangan diantaranya belum mengimplementasikan PIP Universitas secara khusus dalam sebuah mata kuliah wajib Universitas atau Fakultas yang mencirikan pendidikan berbasis kepulauan.
Rekrutmen calon mahasiswa juga belum diseleksi secara khusus, berkaitan dengan potensi calon guru yang dimiliki, implementasi dokumen mutu yang belum optimal sebagai evaluasi kinerja dosen dan mahasiswa. “Minimnya penelitian dan publikasi ilmiah para dosen, dan minimnya kesadaran membangun budaya organisasi dan atmosfir akademik yang kondusif. Juga manajemen tatakelola yang belum optimal serta kesiapan pemenuhan Standar Pendidikan Guru,” terangnya.
Mencermati kondisi actual tersebut, FKIP dituntut melakukan reinventing terhadap seluruh kebijakan program yang dibuat, sehingga adaptif terhadap perkembangan yang terjadi dengan menganalisis kelemahan, kekuatan, peluang dan tantangan. “ini tentunya disesuaikan dengan standar nasional pendidikan tinggi sebagai acuan kualitas mutu pendidikan tinggi,” ujarnya.
Dalam kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab FKIP sebagai LPTK yang mempersiapkan calon pendidik yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, kata Laurens, selain menyelenggarakan program pendidikan sarjana pendidikan, FKIP juga berkontribusi dalam pengembangan SDM di bidang pendidikan dan non pendidikan.
“Dalam mengatasi masalah pemerataan akses pendidikan, selain menyelenggarakan program studi di kampus Utama, sejak tahun 2016-2017 FKIP juga menyelenggarakan Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) untuk 4 Program studi (Pendidikan Matematika, Bahasa Inggris, Guru Sekolah Dasar dan Pendidikan Jasmani),” paparnya.
Menurutnya, Dies Natalis dengan mengangkat tema “Reinventing Peran FKIP sebagai Center of Development Pendidikan berkarakter Laut Pulau” ini diambil karena laut pulau sebagai sebuah konsepsi yang mengintegrasikan laut dan seluruh gugusan pulau-pulau yang ada di sekitarnya sebagai sebuah kesatuan yang utuh dan terintegrasi. Ini menjadikan sebuah kesatuan yang padu dengan seluruh potensi SDA, SDM, ekonomi, sosial budaya, dan modal sosial lainnya.
“Pendidikan Berkarakter laut pulau merupakan konsep pendidikan yang mengarah pada pembentukan individu yang memiliki kepribadian yang tangguh dicirikan oleh keteladanan dalam bertindak dan berkarya, mentransformasi budaya laut pulau dalam sikap memuliakan laut, menjunjung tinggi identitas ke-Maluku-an dalam penghargaan, revitalisasi nilai seni dan budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi,” jelasnya.
Tema ini dilatar belakangi pemikiran bahwa 57 tahun FKIP telah menunjukkan perannya sebagai pusat pengembangan pendidikan secara umum, namun pengembangan pendidikan berbasis laut pulau belum terlihat secara terukur sebagai wujud implementasi Visi FKIP.
“Oleh sebab itu dalam setiap kegiatan selain rutinitas akademik moment perayaan dies natalis ini sebagai bentuk perenungan dan refleksi terhadap perjalanan institusi, dimeriahkan dalam berbagai bentuk pengembangan akademik seperti Seminar Nasional maupun Internasional, Debat, maupun penulisan karya ilmiah dan pembuatan media pembelajaran berbasis IT,” ujarnya.
Berbagai pengalaman berupa karya dan karsa dalam kurun waktu 57 tahun menjadikan FKIP sebagai lembaga pendidikan yang menjadi kepercayaan masyarakat. Ini ditunjukkan dengan banyaknya peminat yang memasuki FKIP dan banyaknya alumni yang mengabdikan diri bagi pendidikan dan sebagian kecil pada non pendidikan.
“Usia FKIP yang matang dalam perjalanannya telah memberikan kontribusi yang cukup banyak bagi pengembangan pendidikan di Indonesia, namun perkembangan teknologi dalam era globalisasi menuntut FKIP untuk melakukan revitalisasi dalam berbagai bidang,” pungkasnya. (CR1)
Komentar