Hari Ini Puncak Dies Natalis FKIP ke 57
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON-Menyongsong perayaan Hari Ulang Tahun atau Dies Natalis Fakultas Keguruan dan Ilmu Kelautan (FKIP), Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon yang jatuh hari ini, Senin, 10 September 2018, berbagai kegiatan menyemarakan hari lahirnya ke 57 tahun, telah dilakukan.
Berbagai kegiatan yang dilalui yakni Lounching Logo Dies Natalis ke 57, sejumlah perlombaan seperti Debat Mahasiswa “Reinventing Peran FKIP sebagai Center of Development Pendidikan Berbasis Laut Pulau”, lomba Tarian Maluku, aksi sosial Donor Darah dan lain sebagainya.
“Hari ini puncak Dies Natalis. Menyongsong Dies Natalis FKIP, kami sudah melakukan sejumlah kegiatan. Seperti perlombaan Debat Mahasiswa, lomba seni seperti Tarik Suara, Tarian Maluku, juga Permainan Ludo, serta Lonching Logo FKIP ke 57 tahun dan Donor Darah,” kata Ketua Panitia Dies Natalis, Agustinus Ufie, kepada Kabar Timur, Minggu (9/9).
Acara puncak yang berlangsung hari ini diantaranya Rapat Senat Terbuka, kemudian dilanjutkan dengan Orasi Ilmiah dari DR. Frincen Tutuarima bertema “Reinventing Peran FKIP sebagai Center of Development Pendidikan Berbasis Laut Pulau.”
“Besok (hari ini) juga akan ada harapan-harapan dari mantan-mantan pimpinan FKIP, kemudian Sambutan Rektor Unpatti Ambon Prof. DR. M.J. Selanno dan Dekan FKIP Prof. DR. Theresia Laurens, M.Pd,” jelasnya.
Di sela Lonching Logo Dies Natalis pada 3 September lalu, Dekan FKIP menjelaskan, bahwa sejak tahun 1961, progres perjalanan FKIP, Unpatti Ambon, telah banyak melewati hambatan maupun rintangan. Banyaknya rintangan yang dilalui menjadikan FKIP semakin matang dalam melakukan perubahan.
Dari tahun ke tahun hingga di usia ke-57, FKIP yang sudah terbilang tua ini kerap hadir dengan wajah baru, mengikuti perkembangan pendidikan Indonesia. Kini, FKIP kembali menemukan peran strategisnya dalam menyiapkan tenaga pendidik yang berkarakter Laut Pulau.
“Saya kembali berharap, dengan Dies Natalis kali ini, mari kita berbenah diri sebagai tenaga pendidik, sebagai mahasiswa dan sebagai tenaga pendidikan. Kita berbenah diri dalam mengembangkan FKIP ke depan sebagai pusat pengembangan pendidikan karakter-karakter Laut Pulau,” pinta Prof. DR. Theresia Laurens, M.Pd, dihadapan ribuan dosen, alumni dan mahasiswa, kala itu.
Tema yang diangkat dalam Dies Natalis memberikan gambaran bahwa FKIP saat ini berkembang dalam sebuah lingkungan kepulauan. Dimana, terdapat berbagai perbedaan karakter yang harus disikapi serta dipersiapkan oleh FKIP.
“Pendidikan kali ini akan lebih mengarah pada selain kecerdasan mental, juga kecerdasan emosional, spritual dan intelektual, dengan tetap mempertahankan kearifan lokal,” ungkap Laurens.
Ia mengatakan, FKIP sejak didirikan oleh para alumni hingga saat ini terus mengalami perubahan yang signifikan. Buktinya, hingga kini FKIP telah memiliki sebanyak 15 Program Studi dan satu program Profesi Guru.
“Sebuah perkembangan yang sudah luar biasa dan memberikan tantangan bagi FKIP ke depan. Kita punya tantangan besar dalam mengembangkan SDM, dengan tetap memperhatikan pengembangan program studi lewat pemenuhan standar-standar nasional pendidikan tinggi,” terangnya.
Laurens berharap, di usia parubaya ini, FKIP dapat menjadi sebuah lembaga besar, yang memiliki kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga harapan masyarakat yang menjadikan FKIP sebagai tumpuan dapat terpenuhi.
“Hari ini kita sudah melakukan beberapa program dengan profesi guru. Dan kita berterima kasih karena Unpatti mendapat kepercayaan untuk menyelenggarakan program ini. Ini artinya, kita perlu mempersiapkan para sarjana pendidikan,” jelasnya.
Kepada mahasiswa, Laurens berpesan agar tetap semangat dan berusaha menjadi guru yang menjadi contoh tauladan bagi masyarakat. Kurang lebih 4 tahun, mahasiswa dibekali segudang pengalaman.
“Mahasiswa harus tahu, selain menjadi guru, kalian juga dibekali dengan pengalaman-pengalaman yang akan kalian dapati kurang lebih 4 tahun. Dan kalian akan menjalani satu tahun pengambilan profesi untuk menjadi guru. Pengambilan profesi guru juga tidak hanya di FKIP, tetapi juga membuka ruang bagi mereka yang ingin menjadi guru,” terangnya.
Di tahun ini, FKIP sudah mulai mencoba untuk mengedepankan kearifan lokal masyarakat Maluku yang tersebar di seribu Pulau. Hal ini telah diimplementasikan dalam mata pelajaran sesuai dengan afanya kurikulum 2013.
“Dengan kecerdasan intelektual, emosional, spritual dan mental, guru harus menjadi contoh yang teladan bagi semua orang. Saya juga memohon para alumni untuk mengembangkan FKIP ke depan, karena FKIP akan besar bukan saja dari para dosen dan mahasiswa tetapi juga dari para alumni. Alumni memegang peran penting dalam mengembangkan FKIP ke depan,” tandasnya. (CR1)
Komentar