Kementerian PUPR Tingkatkan Sistem Irigasi di Maluku
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON - Dalam rancangan Proyek Strategis Nasional pada tahun 2017, pengembangan produktif secara terintegrasi direncanakan untuk Provinsi Maluku. Termasuk di dalamnya adalah infrastruktur bendungan pertama yang akan dibangun di Maluku.
“Sesuai dengan Keputusan Presiden dan Proyek Strategis Nasional terkait Maluku dan Balai Wilayah Sungai Maluku, pembangunan Bendungan Way Apu merupakan salah satu prioritas kita,” ujar Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Haryono Utomo di Kota Ambon, beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan bendungan di kabupaten Buru tersebut masih dalam tahap konstruksi, dan direncanakan selesai pada tahun 2022. Studi awal bermula sejak tahun 2012, mengikuti bencana banjir yang rutin dan merusak di Pulau Buru, dan perencanaan proyek bendungan dimulai sejak tahun 2014.
“Sekarang pihak kita sudah sampai pada tahap penyiapan lahan, kita sedang menunggu izin guna kawasan hutan, karena 444.79 hektar merupakan kawasan hutan lindung dan produksi terbatas. Persiapan konstruksi sudah ada, tinggal menunggu izinnya saja, kita berencana memulai konstruksi pada bulan September,” jelas Haryono.
Bendungan tersebut akan memiliki volume tampung sampai dengan 50 juta meter kubik dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku dengan debit sebesar 250 m/detik. Keberadaan bendungan ini, lanjut Haryono, juga sangat signifikan untuk ketahanan pangan dan energi karena direncanakan mampu mengairi lahan irigasi seluas 10.000 ha serta didayagunakan sebagai PLTA dengan kapasitas sebesar 8 MW.
Terkait ketahanan pangan, kini BWS Maluku sedang fokus kepada peningkatan kapasitas irigasi di Pulau Buru dan Seram. “Untuk peningkatan kapasitas pangan di daerah Maluku, yang memiliki potensi terbesar untuk pengembangan dan perluasan irigasi adalah pulau Buru dan Seram,” jelas Haryono.
Tidak hanya dengan pembangunan bendungan, kini BWS Maluku juga sedang menjalani proyek pembangunan Bendung Way Dafa, di Pulau Buru. Bendung Way Dafa merupakan Bangunan Pengambilan (free intake) dengan kapasitas ± 600 H, namun banjir besar yang terjadi pada tahun 2012 mengakibatkan kerusakan pada sebagian bangunan dan merusak tebing sungai sisi kanan sehingga sungai bertambah besar dan merubah aliran air.
Kerusakan tersebut mengakibatkan bangunan pengambilan tidak lagi dapat berfungsi untuk mengairi areal irigasi, dan masyarakat tidak dapat melakukan aktifitas di sawah sebagaimana mestinya.
Pada tahun 2018 pembangunan Bendung Way Dafa memasuki tahap IV dan direncanakan dapat mengairi 1.500 Ha. “Saat ini potensi irigasi di Pulau Buru kurang lebih 10.000 hektar, dan kurang lebih 7.500 hektar sudah terpakai,” kata PPK Irigasi dan Rawa I BWS Maluku Hayatuddin Tuasikal.
“Setelah bangunan free intake mengalami kerusakan pada tahun 2012 dan kita periksa, kita melihat adanya potensi untuk dibuat sebuah bendung,” lanjutnya.
Sama halnya dengan di Pulau Seram, BWS Maluku juga sedang membangun Daerah Irigasi Bubi di Kecamatan Bula Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur.
BWS Maluku berencana membangun saluran primer irigasi sepanjang 7.326 m dan saluran sekunder sepanjang 33.630,56 m yang nantinya diharapkan dapat mengairi areal sawah seluas 3.750 Ha menggunakan Bendung Bubi yang dibangun pada tahun 2015.
Penduduk Bubi sebagian besar merupakan transmigran dari Pulau Jawa yang menempat di daerah tersebut sejak tahun 1989. Mata pencaharian utama penduduk setempat adalah bercocok tanam, sehingga sangat memerlukan sistem irigasi yang memadai.
Sampai saat ini pola tanam dan produktivitas tanaman pada Daerah Irigasi Bubi menggunakan sistem tadah hujan dengan produktivitas panen 4-5 ton/ha, per tahun.
Sebagai salah satu pulau terbesar di Provinsi Maluku, Kabupaten Seram memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi andalan pangan bagi Pemerintah Wilayah Indonesia Timur dan mendukung program kedaulatan pangan nasional serta mendorong pertumbuhan ekonomi secara lokal, regional dan nasional.
“Irigasi di Pulau Seram memiliki banyak potensi, Pulau Seram salah satu pulau terbesar di Maluku. Untuk itu kita sedang melaksanakan pengembangan daerah irigasi Bubi, Seram Timur. Proyek ini masih berjalan hingga tahun 2020 dan berfungsi untuk memperluas jangkauan irigasi,” kata Haryono.
“Kedepannya kita akan mengadopsi proyek-proyek dari litbang teknologi tepat guna, menggunakan irigasi tetes, salah satu proyek yang akan digunakan untuk mengairi pertanian berbagai hortikultura, dan tidak hanya padi,” jelasnya. (BSC)
Komentar