KABARTIMURNEWS.COM.AMBON– Dinas Sosial (Dinsos) Maluku belum memastikan melaksanakan relokasi para korban krisis pangan di pedalaman Hutan Seram, di Gunung Morkele, Kabupaten Maluku Tengah yang mengakibatkan tiga warga meninggal dunia.
“Kami masih memprioritaskan penanganan tanggap darurat guna memulihkan kesehatan warga agar tidak bertambah jumlah korban,” kata Kadis Sosial Maluku, Sartono Piring di Ambon, Kamis.
Apalagi, tim terpadu dari Kementerian Sosial (Kemensos), Dinas Sosial Maluku, Badan Nasonal Penanggulangan Bencana (BNPB), dinas kesehatan, Kodam XVI/Pattimura, Polda Maluku dan Pemkab Maluku Tengah sedang berada di lokasi.
“Tim terpadu yang dikoordinasikan Direktorat Komunitas Adat Terpencil (KAT) Kemensos ke lokasi dengan tujuan menyalurkan bantuan dan menghimpun data tentang masalah mengakibatkan terjadinya krisis pangan tersebut,” ujarnya.
Apalagi, mengajak mereka relokasi ke tempat dinilai aman telah dijajaki Pemkab Maluku Tengah sejak terjadi kebakaran hutan Seram secara besar-besaran pada 2015.
“Jadi soal relokasi nantinya dibicarakan Pemprov Maluku, Pemkab Maluku Tengah dan Kemensos agar program penanganan warga suku terasing yang berada di Dusun Maneo tuntas sehingga tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari,” kata Sartono.
Dia mengemukakan, krisis pangan dialami sebanyak 45 kepala keluarga (KK) atau 170 jiwa warga di Negeri Maneo Rendah, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah.
Bantuan yang disiapkan untuk disalurkan, antara lain satu ton beras , matras sebanyak 100 lembar, selimut 180 lembar, 35 paket kid ware dan 60 paket kebutuhan lansia.
Sedangkan, bantuan lainnya dari stok penyangga Dinas Sosial Kabupaten Maluku Tengah, antara lain sayur lodeh dan opor ayam 90 kaleng, panci masak dan wajan masing – masing 45 buah, piring 270 buah, gelas melamin 135 buah, selimut wol dan tenda gulung masing – masing 45 lembar dan matras 90 lembar.



























