Korban Hilang Digulung Ombak Ditemukan Tewas
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON- Pencarian terhadap Berti Makapuang, warga Dusun Eri yang hilang digulung ombak di tempat rekreasi Pintu Kota, pada dua hari lalu, akhirnya di temukan, Senin (9/7). Pria 38 tahun ini ditemukan tewas tenggelam di dasar laut, pukul 18.00 WIT.
Korban yang diketahui sebagai Kepala Dusun Eri ini ditemukan oleh warga yang melakukan penyelaman di Tempat Kejadian Perkara (TKP) jatuhnya korban pertama kali saat dihantam gelombang sedang mencari sayur karang untuk keluarganya.
“Korban baru saja di temukan oleh warga yang melakukan penyelaman di dasar laut. Ia ditemukan sudah meninggal dunia. Lokasi ditemukan korban tepat di tempat jatuhnya saat dihantam gelombang kemarin (Minggu),” ungkap Sumber terpercaya kepada Kabar Timur, kemarin.
Menurut Sumber yang enggan namanya disebutkan itu, korban yang ditemukan kemudian dibawa oleh pihak keluarga beserta warga sekitar di rumah duka. “Saat ini kami akan bawa yang bersangkutan di rumahnya yang berada di Eri,” tandasnya.
Belum diketahui pasti penyebab sehingga korban dapat meregang nyawa secara mengenaskan. Padahal, korban diketahui sebagai seorang nelayan yang handal melakukan penyelaman. Warga menduga sekitar menduga kuat, korban di gulung ombak dan membawanya hingga terbentur mengenai batu karang.
Pantauan Kabar Timur pada pukul 09.00 WIT kemarin, pencarian terhadap korban dilakukan keluarga, tetangga dan masyarakat sekitar. Ratusan warga berkumpul sejak pagi di lokasi tamasya, tempat dimana korban diketahui menghilang.
Pencarian dilakukan di sepanjang pesisir pantai tersebut. Ratusan warga lainnya juga tampak berada di atas batu Pintu Kota melakukan pemantauan. Warga belum berani mencari di tengah laut menggunakan perahu, karena lokasi jatuhnya korban masih terjadi gelombang besar.
Tim Badan SAR Nasional (BASARNAS) Ambon juga terlihat kesulitan mendekati TKP. Mereka terlihat mencari di tengah laut menggunakan speedboat karet (RIB).
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan BASARNAS Ambon, Hendra Oktri mengaku pihaknya menerjunkan 1 tim pencarian. “Kami mencari di perairan Airlow pada koordinat 03°46’49”S - 128°07’33”E. Dengan arah 178.42° dari kantor SAR Ambon dan berjarak 5.66 NM dari kantor Pd TW. 0709 0815 -I,” ungkapnya kepada wartawan kemarin.
Pencarian, kata Hendra, terhadang gelombang setinggi 1 sampai 2,5 meter. Belum lagi curah hujan yang mengguyur membuat jarak pandangan tidak maksimal. “Satu tim diterjunkan mempergunakan RIB. Jarak pandang 500 meter disebabkan hujan. Ombak yang dihadapi setinggi 1 sampai 2.5 meter. Tapi pencarian masih terus dilakukan,” kata Oktri pukul 13.00 WIT.
Meski lokasi hilangnya korban masih diterjang ganasnya ombak, namun pada pukul 12.30 WIT, warga nekat melakukan pencarian menggunakan 3 unit perahu nelayan. Warga yang mencari di sekitar perairan TKP, terlihat menyelam menggunakan peralatan seadanya.
Istri korban, Nora Makapuang, tampak hadir melakukan pencarian di atas Batu Pintu Kota. Tatapannya yang hampa mencari suaminya, tidak mampu menyimpan kesedihan. Sesekali Ia terlihat menangis dan menyapu air matanya.
Ditemui wartawan, Nora mengaku ikhlas dengan musibah yang dialaminya. Namun Ia sangat berharap suami tercinta dapat kembali ditemukan, meski dalam kondisi sudah tidak sempurna lagi.
“Biar dia (korban) tidak sempurna lagi (saat ditemukan), yang penting dia ada jua. Beta (saya) mau lia dia jua,” harap Nora menangis dihadapan wartawan, kemarin.
Menggunakan dialek Ambon, Nora mengaku tidak merasa dan melihat adanya perlakuan aneh dari sikap suaminya sebelum meminta izin pergi mencari sayur karang di TKP. “Kemarin (Minggu), dia pergi bersama adiknya dan teman kerjanya. Sikapnya biasa saja. Tidak ada yang aneh,” kata Nora yang didampingi sanak keluarga.
Nora berharap, BASARNAS Ambon maupun warga sekitar dapat terus melakukan pencarian hingga menemukan suaminya tersebut. “Yang penting beta bisa lia dia jua,” tandas Nora yang tak mampu menahan isak tangisnya.
Untuk diketahui, Berti Makapuan hilang dihantam gelombang laut, Minggu (8/7) pukul 16.00 WIT. Ia diterjang gelombang saat sedang mencari sayur karang di tepian pantai Waiselang, Pintu Kota.
Yeltsin Wattilete saksi mata mengaku, saat itu dirinya bersama korban, Hein Makapuang (adik kandung korban) dan seorang temannya, mencari sayur karang yang tumbuh di atas sebuah batu karang di tepian pantai.
Pria 26 tahun ini bersama adik korban berada di atas kemiringan tebing batu karang. Sementara korban sudah turun hingga mendekati bibir pantai. “Melihat ombak besar yang datang, adik korban berteriak kepada kakaknya awas ombak besar,” kata Yeltsin kepada sumber Kabar Timur, tadi malam.
Mendengar teriakan adik korban, saksi dan temannya itu bergegas naik di atas batu karang untuk menghindari hantaman gelombang. “Setelah berhasil berada di atas batu karang, saksi melihat korban sudah jatuh ke laut,” ungkapnya.
Adik korban sempat memberikan papan kepada kakaknya untuk dipakai berenang. Tapi sayang, korban saat itu tidak bisa meraihnya karena ombak susulan kembali menghantamnya. “Korban sempat terlihat berenang. Adiknya melempar papan kepadanya. Tapi belum lagi memegang papan ombak kembali menggulungnya,” kata Sumber. Digulung ombak susulan yang tingginya dua meter, tubuh warga Dusun Erie RT 002 RW 01 Negeri Nusaniwe, Kecamatan Nusaniwe ini langsung hilang tenggelam. (CR1)
Komentar