Bacaleg “Ngamuk” di RSKD Nania
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON-Sejumlah bakal calon anggota legislatif, ngamuk di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Nania. Mereka ngamuk, karena pelayanan di rumah sakit itu, sangat mengecewakan.
Pasalnya, mereka antri ikut tes dan menunggu pengumuman hasil Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) untuk tes psikometri untuk menjadi syarat pencalegan, seharian hingga berhari-hari tak kunjung dipanggil ikut tes dan diumumkan hasil. “Kami ini datang dari kabupaten. Kami sudah berhari-hari. Masak hasil kami belum juga keluar,’’teriak salah satu Bacaleg, Sabtu (7/6).
Ratusan hingga ribuan Bacaleg dari kabupaten/kota hingga provinsi menyerbu RSKD. Kehadiran Bacaleg, merepotkan dokter dan petugas dirumah sakit itu. Setelah Bacaleg membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 350 ribu, mereka kemudian diminta menunggu Bacaleg lainya selesai tes. Menumpuknya berkas Bacaleg, karena waktu tes dengan soal 567 memakan waktu 2 jam hingga 4 jam. Tak hanya itu, berkas Bacaleg menumpuk karena lembaran soal terbatas.
Akibatnya, para dokter dan petugas di bagian MMPI, menjadi sasaran amukan Bacaleg. Meski para odkter dan petugas sudah menjelaskan keterbatasan dan ketidaksiapan mereka memproses hasil tes Bacaleg, para Bacaleg tidak mau tahu. “Kami ingin kepastian. Jangan membuat kami menunggu lama-lama disini. Banyak administrasi yang kami urus,’’tegas Bacaleg lainya.
Tak hanya disitu, Bacaleg yang usai tes, lembaran jawabanya menumpuk di meja petugas. Tampak, hanya satu petugas yang mengapdate jawaban Bacaleg. ‘’Ini yang menyebabkan kami tunggu seharian, bahkan berhari-hari,’’kesal salah satu Bacaleg.
Ironisnya lagi, oknum petugas, dan oknum pejabat terkait di rumah sakit itu, barmain mata dengan Bacaleg lainya. “Kalau ada Bacaleg yang merupakan kerabatnya, mereka langsung proses berkas termasuk hasil tes. Ini yang tidak vair dan profesional. Mereka menuntut kita jawab hasil tes dengan jujur, tapi mereka juga tidak jujur memproses berkas kami,’’sebutnya.
Terpisah, salah satu Bacaleg, Susy Sanaky kepada sejumlah awak media, sangat kecewa dengan pelayanan dirumah sakit tersebut. Sanaky menuturkan, dirinya datang untuk ikut sejak Rabu (4/7). Namun, kata dia, hingga Jumat (6/7) belum juga dipanggil untuk mengikuti tes. “Saya sudah datang dua hari disini untuk ikut test. Namun hingga Jumat siang saya belum juga ikut tes,’’tuturnya.
Mestinya, harap dia, pihak rumah sakit mengantisipasi pembludakan para Bacaleg. “RSKD khan rumah sakit yang ditunjuk. Pihak rumah sakit mesti siap. Jangan kita datang mereka kelabakan,’’kesalnya.
Sementara itu, salah satu Bacaleg, Rully Sosal mengatakan, dirinya menunggu 24 jam, tapi belum juga dipanggil untuk ikut tes. “Saya sudah datang dari hari Kamis (5/7), namun belum ikut tes . Nah Jumat siang baru saya selesai semua urusan di RSKD Nania Ambon,” Kata Bacaleg DPRD Kabupaten SBB dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) itu.
Ketua KPU Kabupaten SBB Ahmad Sileuw mengatakan, pihaknya sudah merekomendasikan semua Bacaleg yang ada di SBB untuk, melakukan tes di RSKD Nania Ambon, karena tidak ada rumah sakit di SBB yang dapat menunjang pemeriksaan kejiwaan. “Di SBB tidak ada dokter jiwa di semua rumah sakit, dan alat kelengkapannya juga tidak lengkap, untuk para bacaleg melakukan pemeriksaan. Makanya kami rekomendasikan semua bacaleg SBB untuk ke Ambon,” kata Silehu ketika dihubungi kabar Timur, Sabtu (7/7).
Salah satu dokter RSKD David Tjoel yang diwawancarai mengaku, pihaknya kewalahan melayani ribuan Bacaleg yang menjalani tes di RSKD karena hanya memiliki 3 dokter psikiater. Akibatnya, lanjut dia, pihaknya kewalahan menghadapi ratusan Bacaleg dari 11 kabupaten/kota dan Bacaleg DPRD Maluku, serta balon anggota DPD. “Walaupun sempat kewalahan, namun kami tetap berusaha mengoptimalkan pelayanan. Untuk itu, kami membuat tim pelayanan khusus untuk pemeriksaan jasmani dan rohani,” jelasnya kepada wartawan, Sabtu (7/7).
(KTM/MG5)
Komentar