Pasutri Bawa Kabur Uang Ratusan Juta Calon Penumpang

AMBON – Berkedok menjual tiket murah, pasangan suami istri Rismawati dan Jusman Firdaus alias Koko berhasil mengeruk uang ratusan juta rupiah. Berhasil menipu ratusan calon penumpang mudik, Pasutri yang menetap di kawasan Lorong Tahu, Mardika, Ambon kini kabur.

Keduanya kabur setelah gagal memberangkatkan ratusan calon penumpang menggunakan maskapai Lion dan Batik Air, pada 7 Juni 2018.

Bisnis tiket murah dilakoni Rismawati dibantu suaminya Koko yang merupakan Satpam di PT PLN Ambon. Wanita kelahiran Maros, Sulawesi Selatan, 7 Maret 1982 ini memulai bisnis penjualan tiket pesawat tiga tahun silam.

Dia merintis usahanya di kamar kost milik Halimah berukuran 2,5 m X 3 m di kawasan Lorong Tahu. Tergiur meraih keuntungan, Rismawati berhasil membujuk puluhan warga untuk menanamkan modalnya di bisnis yang digelutinya. Hampir Rp 500 juta Rismawati mendapatkan “saham” dari uang warga yang disetor kepadanya untuk berinvestasi. Pemodal adalah warga di sejumlah kawasan di Kota Ambon.

Kejahatan Rismawati dan suaminya akhirnya terbongkar pada Kamis (7/6) ketika puluhan calon penumpang mudik tujuan Ambon-Surabaya, Ambon-Jakarta gagal mudik. Mereka telah menyerahkan uang tiket untuk berangkat menggunakan maskapai Lion dan Batik Air. Tapi hingga hari pemberangkatan, tiket pesawat yang telah dibayar lunas tak kunjung diberikan kepada calon penumpang.

Mengetahui Pasutri ini kabur dari kamar kost, calon penumpang dan pemodal sempat marah. Mereka yang emosi menyegel pintu kamar kost pelaku dan melaporkan kasus ini ke kepolisian.
Sejumlah warga di kawasn Lorong Tahu yang menjadi korban mengaku, awalnya tak menaruh curiga dengan bisnis tiket promo tarif murah yang digeluti Pasutri ini. “Hampir tiga tahun bisnis jual tiket murah tidak terlihat mereka akan menipu calon penumpang dan warga yang menyerahkan uang kepada pelaku untuk investasi,” ujar Danang, salah seorang warga yang menjadi korban aksi kejahatan pelaku kepada Kabar Timur, Minggu (10/6).

Karena tertarik Danang dan empat kawannya patungan menanamkan modal sebesar Rp 75 juta. Awalnya keuntungan diberikan pelaku ke korban. “Awalnya saya menyerahkan Rp 15 juta, tiga hari kemudian dikembalikan dengan keuntungan yang saya dapat Rp 1,5 juta,” ungkap dia.

Karena tergiur keuntungan gede, Danang mengajak teman-temannya untuk berinvestasi di bisnis tiket murah milik Rismawati. Tapi sejak pekan kemarin, keuntungan yang dijanjikan tak kunjung didapat, bahkan uang Rp 75 juta dibawa kabur pelaku.

Bukan hanya dirinya, beberapa warga seperti di Jalan Baru, Wayame juga ikut menanamkan modalnya di usaha milik pelaku. Besar modal yang ditanamkan bervariasi, mulai dari Rp 10 juta hingga puluhan juta rupiah. Tapi kini seluruh korban harus gigit jari, uang miliki mereka dibawa kabur pelaku.

Tak hanya warga, sejumlah biro jasa travel djuga dikabarkan menderita kerugian puluhan juta rupiah. Untuk memuluskan bisnisnya, pelaku menggandeng sejumlah biro jasa travel di Kota Ambon sebagai mitra bisnis. Setelah mendapat uang dari warga yang memboking tiket, pelaku memasan tiket ke biro jasa travel. Awalnya lancar, tapi sejak sebulan terakhir, hutang pelaku di biro jasa travel tak dilunasi.

“Iya tanggal 7 Juni ada juga pegawai travel selain pemodal dan warga (calon penumpang) datang ke kost tapi pelaku sudah kabur,” ungkap sejumlah korban.

Salah satu korban, Nia mengaku telah memesan tiket pulang pergi Ambon-Surabaya sebanyak 10 tiket, total sebesar Rp 12 juta untuk pemberangkatan tanggal 7 Juni 2018. “Tiket tidak diberikan, pelaku sudah kabur dari kamar kostnya,” ungkap dia.

Dia mengaku puluhan calon penumpang bernasib sama seperti dirinya. “Ada yang uangnya dibawa kabur sampai jutaan dan belasan juta karena mereka pesan tiket untuk banyak orang (satu keluarga atau lebih),” katanya.

Dia mengaku tak menaruh curiga dengan bisnis yang digeluti Pasutri ini. Sebab sebelum Ramadhan tepatnya tanggal 14 Mei 2018, puluhan calon penumpang tujuan Ambon-Surabaya membeli tiket murah seharga Rp 500 ribu per penumpang dan diberangkatkan ke tempat tujuan. “Sampai dengan akhir Mei puluhan calon penumpang diberangkatkan ke Jawa dengan pesawat Lion maupun

Batik Air. Tapi tiket yang dijual tidak lagi Rp 500 ribu, tapi sudah harga normal (diatas Rp 1 juta tiap penumpang,” ujarnya.
Informasi yang diperoleh Kabar Timur, bukan hanya warga sipil yang menjadi korban, belasan anggota TNI juga ikut tertipu. “Mereka (anggota TNI) pesan tiket untuk keluarga berangkat ke Jawa,” ujar warga.

Para korban berharap, aparat kepolisian secepatnya menangkap pelaku sebelum kabur dari Kota Ambon. “Kami minta polisi menangkap pelaku dan diproses hukum atas perbuatannya,” ujar sejumlah korban.

Berhasil membawa kabur uang korban ditaksir sebesar Rp 700 juta, kini keberadaan Pasutri ini masih simpang siur. Kabar beredar keduanya telah kabur ke Makassar. Tapi kabar lain menyebutkan pelaku masih berada di Kota Ambon. (KT)

Komentar

Loading...