Kecermatan dalam Memilih Kata
Kabartimurnews.com - Kriteria pemilihan kata sangat dekat dengan proses kreatif. Proses kreatif yang dimaksud dalam tulisan ini adalah proses kreatif berkarya lewat tulisan.
Proses kreatif tidak berhenti pada tulisan saja, melisankan sebuah ide dengan bahasa yang tepat juga perlu kehati-hatian. Oleh karena itu, perlu adanya kriteria-kriteria dalam memilih kata saat proses kreatif itu berlangsung agar ide dapat disampaikan dengan baik.
Pada tulisan lalu telah disampaikan bahwa terdapat tiga kriteria dalam memilih kata. Tiga kriteria tersebut antara lain ketepatan, kecermatan, dan keserasian. Ketepatan dalam memilih kata telah disampaikan pada artikel sebelumnya. Selanjutnya, artikel ini akan membicarakan kecermatan dalam memilih kata. Kecermatan dalam memilih kata berkaitan dengan kemampuan memilih kata yang benar-benar diperlukan untuk mengungkapkan gagasan tertentu. Kita akan memilih kata dengan cermat jika dapat memahami prinsip ekonomi berbahasa dan penggunaan kata yang mubazir/berlebih-lebihan. Kemubaziran kata disebabkan oleh empat hal, yaitu penggunaan kata yang bermakna jamak secara ganda; kata yang mempunyai fungsi dan maknanya bermiripan secara ganda; kata yang mempunyai makna saling secara ganda; dan konteks kalimatnya.
Penyebab kemubaziran kata yang pertama adalah adanya penggunaan kata yang bermakna jamak secara ganda. Hal ini sering ditemui dalam beberapa tulisan. Kesalahan ini seringkali terjadi dengan dalih penegasan dalam sebuah kalimat. Namun, kesalahan ini akan benar-benar terlihat jika melihat contoh kalimat berikut ini.
Para buruh-buruh pabrik telah hadir dalam perayaan hari ulang tahun FSPMI.
Kalimat tersebut menjadi tidak efektif karena menggunakan kata yang bermakna jamak para dan buruh-buruh secara bersamaan. Reduplikasi pada kata buruh sudah bermakna jamak, yaitu banyak buruh. Oleh karena itu, selayaknya kalimat tersebut berubah menjadi Para buruh pabrik ….dst. atau Buruh-buruh pabrik….dst.
Kemubaziran kata juga dapat dilihat dari adanya penggunaan kata yang mempunyai fungsi dan maknanya bermiripan secara ganda. Penggunaan kata ini biasanya terjadi atas ketidaksadaran penutur atau penulis saat menuangkan idenya ke tuturan atau tulisan. Jika kesalahan ini terjadi dalam bahasa percakapan/tutur, pasti akan terasa biasa saja. Namun, akan terlihat tidak efektif jika kalimat yang bermasalah tersebut disampaikan dengan tulisan. Kesalahan ini dapat dilihat pada contoh kalimat berikut ini.
Kita harus bekerja agar bisa mampu bertahan hidup.
Seharusnya kalimat tersebut dapat diubah menjadi Kita harus bekerja agar mampu bertahan hidup atau Kita harus bekerja agar bisa bertahan hidup. Perubahan kalimat tersebut karena penggunaan kata bisa dan mampu digunakan secara bersamaan padahal kedua kata tersebut mempunyai fungsi yang sama dan bermakna mirip. Dalam KBBI kata bisa berarti ‘mampu (kuasa melakukan sesuatu); dapat’, sedangkan kata mampu berarti ‘kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu’. Oleh karena itu, penggunaan kedua kata tersebut harus salah satu saja.
Hal ketiga yang dapat dilihat adanya kemubaziran kata jika ada penggunaan kata yang bermakna saling secara ganda. Kesalahan ini kerap kali terjadi saat seorang penutur bercerita sebuah kisah dengan penuh semangat hingga mengabaikan sisi kecermatan dalam menyampaikan tiap kalimat. Hingga penutur/penulis secara tidak sadar melakukan kesalahan dalam menggunakan kata karena ingin menegaskan tiap adegan atau bagian tertentu dalam sebuah tuturan/tulisan. Misalnya: Walaupun kota sudah diamankan, saling tembak menembak masih terjadi.
Kemubaziran kata dapat dilihat pada kalimat tersebut. Penggunaan kata saling disambung dengan kata ulang yang juga bermakna ‘saling’. Oleh karena itu, penggunaannya juga harus dipilih salah satu. Salah satu kalimat perubahannya adalah Walaupun kota sudah diamankan, saling tembak masih terjadi.
Hal terakhir yang dapat dilihat adanya kemubaziran kata adalah konteks kalimatnya. Contoh kalimat sehari-hari yang dapat diambil, misalnya Maksud daripada kedatangan saya ke sini adalah untuk bersilaturahmi. Dalam KBBI kata daripada merupakan ‘kata depan untuk menandai perbandingan’. Selanjutnya contoh kalimat tersebut memiliki konteks kalimat yang tidak membutuhkan perbandingan sehingga tidak perlu ada kata depan perbandingan. Baiknya kalimat tersebut diubah menjadi Maksud kedatangan saya ke sini adalah untuk bersilaturahmi.(**)
Komentar